MEDAN – Pandemi COVID-19 berimbas besar terhadap ekonomi nasional, termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Rully Indrawan mengungkapkan, sekitar 70 persen UMKM terkena dampak luar biasa akibat COVID-19. Jumlah permintaan turun, pasar mengecil, sehingga bisnis UMKM sulit untuk dijalankan.
Demi mendukung UMKM bangkit dari tekanan ekonomi akibat pandemi, PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) I menghadirkan Program Kemitraan (PK) Pinky Movement.
"Pinky Movement memberikan permodalan bergulir super ringan yang dibutuhkan UMKM untuk bangkit kembali. Disamping itu juga menjalankan pembinaan dan pengembangan usaha bagi pelaku UMKM," ujar General Manager Pertamina MOR I Gema Iriandus Pahalawan, pada seremoni penyaluran permodalan di Medan, pada Senin, 6 Juli 2020.
PK Pinky Movement, sambung Gema, juga mendorong UMKM untuk menggunakan elpiji nonsubsidi melalui program konversi elpiji 3 kg ke Bright Gas. Program konversi dilakukan karena UMKM yang handal tidak bergantung pada barang-barang bersubsidi.
Unit Manager Communication, Relations, & CSR MOR I Roby Hervindo menyatakan bahwa program itu mendapat sambutan antusias dari pelaku UMKM. “Hingga kini, 22 pelaku UMKM dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh dan Riau telah bergabung dalam PK Pinky Movement,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, dana permodalan sebesar Rp 2.375.000.000,- disalurkan kepada pelaku UMKM. Digulirkan kepada enam pelaku UMKM di Sumatera Utara senilai Rp 470 juta dan tiga UMKM di Sumatera Barat sebesar Rp 430 juta. Kemudian enam UMKM di Aceh mendapatkan dana permodalan Rp 1,1 miliar dan tujuh UMKM di Riau menerima Rp 375 juta.
Seluruh UMKM yang menerima dana permodalan, telah beralih menggunakan Bright Gas 5,5 kg. Hal ini dipermudah dengan program gratis tukar tabung elpiji 3 kg ke elpiji Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg. Ditambah diskon isi tabung senilai hingga Rp 136.600,- per tabung.
“Dengan diberikannya bantuan tersebut, diharapkan dapat membantu para UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka,” ujar Roby.
Pemilik rumah makan Ikan Bakar 17 Johari, merupakan salah satu pelaku UMKM yang mengikuti PK Pinky Movement. Ia mengungkapkan program ini sangat membantu, terutama dalam situasi pandemi.
“Saya merasa bersyukur dengan adanya PK Pinky Movement. Selain memberi pinjaman dengan kredit sangat ringan, Pertamina juga memberikan Bright Gas. Sehingga meringankan beban terutama saat situasi sekarang dan saya dapat terus melanjutkan pakai elpiji nonsubsidi,” kata Johari.
Selain PK Pinky Movement, Pertamina juga tengah menjalin kerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut serta Biro Bina Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara (Setdaprovsu).
"Kerja sama bertujuan untuk mendorong kebangkitan UMKM sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Toba. Sebagai salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas, kami terus mendorong agar UMKM di sekitar wilayah Toba memanfaatkan program ini dengan optimal," ujar Ruth Kristina, Kepala Bagian Administrasi dan Perekenomian Umum dari Biro Bina Perekonomian Setdaprovsu.
Bagi pelaku UMKM yang berminat mengikuti program PK Pinky Movement, dapat menghubungi melalui telepon Pertamina 135 maupun mengakses situs http://www.pertamina.com/id/program-kemitraan. *MOR I/HM