Jakarta - Berawal dari keprihatinan Hj. Wirda Hanim (60) melihat seorang wanita mengenakan batik tanah liek yang lusuh dan pucat saat acara pesta adat Minangkabau Sumatera Barat. Muncullah keinginan Wirda untuk menjadikan batik yang telah lusuh tersebut bisa cerah kembali.
Batik tanah liek adalah batik khas Minangkabau yang motifnya dibuat dari pewarna alami salah satunya berbahan tanah liat dan seringkali digunakan dalam acara adat. Wanita paruh baya ini mengatakan bahwa batik tanah liek memang sudah langka karena tidak ada lagi orang yang membuatnya pada 70 tahun yang lalu. "Saya tergugah untuk mambangkik batang tarandam dan berkeinginan memproduksi kain batik tanah liek seperti yang mereka pakai sangat hati-hati supaya tidak sobek," ucapnya.
Mulanya Wirda adalah perajin sulam dan bordir. Ia memulai usahanya tersebut sejak 1986 berkongsi dengan seorang karyawan dan sebuah mesin jahit. Wirda dengan gigihnya pergi ke Yogyakarta karena rasa ingin tahunya mengenai batik dan cara pewarnaan alami. Setelah kembali ke Padang, tidak hentinya Wirda melakukan eksperimen. Wanita paruh baya ini tidak pernah putus asa untuk mengolah lagi dan tak bosan-bosannya melakukan eksperimen berulang kali dengan memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitarnya.
Akhirnya untuk batik berbahan alami, ia tak hanya memakai tanah liat sebagai bahan baku, tetapi juga gambir, kulit rambutan, kulit jengkol, daun jerame, kulit mahoni dan kulit bawang. Sejumlah pewarna alam ini adalah hasil penemuan Wirda Hanim yang sudah berulang kali dicoba. "Saya meniru motif-motif dari kain batik tanah liek kuno di kampung saya dengan motif kuno kuda laut, burung hong, motif minang, juga membuat motif-motif baru sebagai perpaduan dari motif-motif itu," katanya. Berkat kerja kerasnya, pada tahun 2006 Wirda mendapatkan Upakarti atas karya jasa pengabdian dan kepeloporannya membangkitkan kembali warisan budaya Batik Liek yang hampir punah.
Sebagai Mitra Binaan Pertamina Region I - Medan usaha yang digeluti oleh Wirda terus berkembang. Hasil produknya juga sering diikutkan Pemerintah Daerah melakukan pameran ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Belanda. Batik Tanah Liek didesain oleh Wirda dengan aneka ragam. Untuk selendang kisaran harganya dari Rp 100 ribu sampai Rp 1 juta. Termahal sarimbit dengan bahan tenun sutra ATBM sampai Rp 3 juta. Kini tempat usaha bernama "Citra Monalisa" yang berlokasi di Jl. Sawahan Dalam No. 33 Padang Sumatera Barat ini telah memiliki 50 karyawan yang sebagian besar adalah anak-anak putus sekolah dari berbagai daerah di Sumatera Barat.