ANGGANA - Sudah sejak lama, kawasan RT 4, Desa Kutai Lama, Anggana dikenal dengan sebutan Kampung Tuday. Hampir seluruh penduduknya merupakan pencari kerang tuday. Limbah kerang tuday pun melimpah hingga ratusan kilogram per hari. Kreativitas pun muncul untuk menyulap limbah kerang menjadi berbagai hasil kerajinan.
Sarifah, Ketua Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Bubuhan Kreatif Wisata Kutai Lama (Bukwiskula) dengan senang hati rumahnya disulap menjadi galeri UMKM yang menampung hasil produk para pengusaha UMKM. Tak hanya makanan, tetapi juga kerajinan tangan hasil kreativitas tangan-tangan kreatif warga.
Ketika ditemui pada Kamis (9/5/2019), Sarifah mengungkapkan jumlah anggota kelompoknya saat ini lebih dari 40 orang. Salah satu produk dari anggota kelompoknya adalah pengolahan kerang tuday menjadi kerajinan bernilai tinggi. Bahan baku kerang pun tak sulit ditemui. Pasalnya, di salah satu RT di Kutai Lama, terdapat kelompok masyarakat yang merupakan pencari kerang tuday.
Di kampung tersebutlah, sejak puluhan tahun silam, cangkang kerang hanya dibuang dan menjadi limbah tak bernilai. Oleh warga, sebagian hanya ditaruh di teras rumah sebagai pengeras permukaan tanah.Jumlahnya kian bertambah namun tak memiliki nilai ekonomis.
Hingga akhirnya, melalui pendampingan serta pelatihan dari PT Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field, kerang tersebut akhirnya disulap menjadi sejumlah souvenir yang bernilai tinggi.
“Jadi saking banyaknya limbah kerang tuday di kampung ini, akhirnya kerang tersebut hanya dibuang-buang saja. Oleh UMKM kami, akhirnya selama setahun terakhir bisa menjadi bahan kerajinan,” kata Sarifah.
Rafeah, salah satu pengrajin kerang tuday mengatakan, dalam satu hari, ia bisa mengolah sedikitnya 40 kerajinan dari limbah kerang tersebut. Nilai jualnya dari Rp 10 ribu hingga lebih dari Rp 100 ribu. Seperti tiraih, hiasan rumah dan tempat tisu.
“Kebetulan Kutai Lama ini juga memiliki banyak event pariwisata dan sering dikunjungi wisatawan. Makanya, souvenir dari kerang ini bisa menjadi salah satu oleh-oleh. Apalagi kerang juga menjadi khas di kampung pesisir,” tambahnya lagi.
Bahkan, Bupati Kukar Edi Damansyah juga memberi sinyal agar kerang hasil buatan UMKM ini menjadi souvenir tamu Festival Erau tahun ini. “Dalam satu karung kerang, bisa menghasilkan uang jutaan rupiah. Tadinya kami hanya ibu rumah tangga saja, tapi Alhamdulillah sekarang bisa menghasilkan rupiah juga,” terangnya.
Sangasanga Field Manager Azis Rochmanudin menegaskan, komitmen tanggung jawab sosial Sangasanga Field melalui program pengembangan masyarakat UMKM saat ini dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat di Kecamatan Anggana.
"Semoga ke depannya dengan adanya pendampingan yang dilakukan oleh Sangsanga Field, pelaku UMKM-UMKM di Kecamatan Anggana dapat berkembang pesat dan tidak hanya dapat menembus pasar nasional namun juga pasar internasional," harap Azis.*PEP