BLANAKAN - Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat Desa Cilamaya Girang, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, PHE ONWJ mengembangkan Hutan Pendidikan Iklim Blanakan yang terletak tidak jauh dari desa tersebut. Hutan tersebut seluas di atas tanah sekitar 2,5 hektar.
Pembangunan hutan pendidikan ini merupakan upaya PHE ONWJ untuk mendorong munculnya media pendidikan tentang hutan yang berfungsi untuk mengatasi perubahan iklim melalui media pembelajaran lingkungan, khususnya terkait isu perubahan iklim. Upaya membangun hutan ini sudah dimulai sejak tahun 2009.
Meskipun secara fisik areal seluas 2,5 hektar yang tersedia belum dapat dikategorikan hutan, mengingat yang ada masih dalam status pancang dan tiang, namun upaya menjadikan media pendidikan lingkungan sudah dirintis sejak awal dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Komite Pembangunan Masyarakat dan sekolah-sekolah di Blanakan. Tidak ketinggalan menggandeng tokoh masyarakat seperti Khadafy, yang pertama kali membuka kawasan tersebut pada 1997.
Khadafy, warga asli Cilamaya Girang yang usianya sekitar 86 tahun, mengakui tanah tersebut milik pemerintah, tepatnya milik Kehutanan. Ia hanya sekadar memanfaatkan lahan yang tidak terpakai.
Menurut Project Site Officer PHE ONWJ Agus Sudaryanto, pengembangan lahan tersebut menjadi hutan pendidikan memerlukan waktu yang tidak sebentar. “Tentu ada tahapan-tahapannya. Tahun ini adalah tahun landscaping, yaitu mulai dari pemetaan sampai ke pelatihan guru-guru. Jadi sebelum membangun infrastruktur, kita melakukan capacity building dahulu untuk mempersiapkan calon-calon operator sebagai pelaksana,” kata Agus.
Selanjutnya jika sudah siap, maka tahun depan sudah bisa mengundang para peserta didik dari luar untuk datang ke Hutan Pendidikan Iklim Blanakan. “Karena ini hutan pendidikan, maka peserta akan belajar berbagai macam tentang tanaman, yang disesuaikan dengan kontur tanah yang ada di sini,” lanjut Agus.
Salah satu guru yang dipersiapkan menjelaskan, hutan pendidikan iklim akan ditanami pohon-pohon produktif dan yang sesuai dengan lokalitas Blanakan, misalnya pohon mangrove.
Rencananya, PHE ONWJ membentuk ekosistem hutan seperti arboretum, agroforestry dan agrosilvofishery, ekosistem sawah, tanaman obat dan kolam ikan. Yang terpenting, adanya program edukasi di Hutan Pendidikan Iklim Blanakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengatasi perubahan iklim.•URIP