CILACAP – Tak ada yang lebih membahagiakan Wahyono, Ketua Kelompok Patra Krida Wana Lestari, selain mendapatkan kapal patroli mangrove dari Refinery Unit (RU) IV, pada Senin (15/9). Apalagi peresmian penggunaannya dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA didampingi Wakil Bupati Cilacap Ahmad Edi Susanto, Direktur Umum Pertamina Luhur Budi Djatmiko dan GM RU IV Cilacap Edy Prabowo, di Pusat Konservasi Mangrove dan Studi Plasma Nutfah Indonesia, yang terletak di Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.
“Saya sangat bersyukur sekali, Pertamina Cilacap memberikan bantuan kapal patroli. Ini sangat kami perlukan untuk menjaga hutan mangrove dari penebangan ilegal,” ujar Wahyono yang telah selama 14 tahun memelopori kegiatan menjaga kelestarian hutan mangrove di sekitar Segara Anakan. Diperkirakan dalam sehari setidaknya 10 sampai 15 perahu jukung mengangkut kayu mangrove hasil curian dari tebangan liar. Jumlah ini setara 12-18 meter kubik.
Bersama dengan 33 anggota kelompok Patra Krida Wana Lestari lainnya dan dibantu dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kecamatan Kampung Laut, mereka bergiliran melakukan patroli dengan kapal seharga Rp86.900.000 yang berasal dari CSR RU IV Cilacap. Selama ini, patroli dilakukan dengan menggunakan kapal patroli milik Pengawas Perikanan Cilacap.
Menurut Wahyono, untuk mengurangi penebangan ilegal oleh masyarakat, selain patroli, ia juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mangrove. “Kalau masyarakat Kampung Laut mudah diajak dialog. Masalahnya, yang melakukan penebangan ilegal kebanyakan berasal dari pinggiran kota Cilacap bahkan ada yang dari Jawa Barat,” katanya.
Wahyono menjelaskan, kayu mangrove itu kebanyakan digunakan untuk membuat arang atau dijadikan kayu bakar yang akan dijual kembali. “Saya pernah mendatangi tempat pembuatan arang di daerah Donan. Saya jelaskan kepada mereka pentingnya mangrove dan meminta mereka untuk menghentikan penebangan liar,” ujarnya. Wahyono mengakui, sampai saat ini memang belum ada sanksi hukum untuk para penebang ilegal tersebut. Namun, dengan cara persuasi, ia yakin, masyarakat akan semakin sadar pentingnya mangrove untuk semua pihak.
Sementara GM RU IV Edy Prabowo berharap, kapal patroli yang diberi nama Berth Kambuaya itu dapat dirawat dan digunakan sebagaimana mestinya oleh kelompok tani yang sudah menjadi mitra binaan RU IV sejak 2009 tersebut. “Bantuan ini sekaligus menjadi bukti bahwa RU IV sangat peduli dengan pelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasinya,” pungkas Edy.•RIA