DUMAI, RIAU - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai selain menjalankan perannya dalam memastikan ketahanan energi nasional, juga memainkan peran penting dalam berkontribusi untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai program TJSL perusahaan.
Program TJSL yang dimiliki oleh Kilang Dumai saat ini bahkan telah bergerak dari hulu ke hilir. Pada aspek pertanian, Kilang Dumai kini tengah mengembangkan budi daya Sorgum pada pertanian hortikultura di lahan bekas Karhutla bersama Kelompok Alam Tani dan hidroponik ramah lingkungan dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bersama Kelompok Sehati.
Selain pertanian, program TJSL Kilang Dumai juga membudidayakan ikan patin yang hasil panennya diolah menjadi nugget dan bakso. Hasil dari program pertanian dan perikanan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mendukung program TJSL di bidang kesehatan, yakni pengentasan stunting dan gizi buruk pada balita yang ada di Kecamatan Dumai Timur.
Upaya yang telah ditempuh oleh Kilang Dumai tersebut kemudian dibagikan dalam forum The 6th Riau Medical Symposium & Expo (RiME) 2024 yang bertajuk “Empowering Her : Translating Science for Women’s Health”, di Pekanbaru, Riau, pada 18 Oktober 2024.
Selain membeberkan strategi keberhasilannya membantu mengentaskan persoalan stunting dan gizi buruk di hadapan profesional, peneliti, dan mahasiswa bidang kesehatan, pada kesempatan tersebut Kilang Dumai juga memperlihatkan langsung wujud tanaman Sorgum dan memperkenalkan produk olahan yang sehat berupa biskuit dan brownies lewat booth informasi yang menjadi daya tarik dan meraih dukungan positif dalam acara tersebut.
Produk biskuit dan brownies yang dibuat oleh kader Posyandu dari Kelompok Sehati binaan Kilang Dumai itu memiliki rasa manis dan tekstur khas berbeda yang dihasilkan dari Sorgum yang diolah menjadi tepung. Tak hanya menggunakan tepung Sorgum, biskuit dan brownies tersebut juga terbuat dari bahan-bahan yang lebih sehat, seperti gula aren, kacang hijau, dan tepung sagu.
Dokter dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Suyanto mengatakan, tidak menyangka tanaman sorgum dapat tumbuh di Riau dan di lahan gambut.
“Di daerah saya juga sudah menanam dan mulai mengonsumsi sorgum. Saya tidak menyangka di daerah Dumai dengan lahan gambutnya juga bisa berhasil ditanami sorgum, dan jadi tertarik untuk mengunjungi sorgum gambutnya binaan KPI,” jelasnya saat melihat sorgum yang dipamerkan dalam booth Kilang Dumai.
Pengunjung lainnya, mahasiswa dari Pekanbaru, Firly, mengungkapkan, inovasi produk olahan Sorgum sangat menarik dan memiliki rasa yang enak.
“Sorgum itu lebih rendah kalori dibandingkan beras, ternyata sehat banget. Rasanya ini manis dan enak banget,” ujarnya setelah mencicipi biskuit dan brownies Sorgum inovasi dari TJSL Kilang Dumai.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Dumai, Agustiawan, mengatakan keterlibatan pihaknya dalam seminar yang digelar oleh Fakultas Kedokteran UNRI tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, serta dukungan terhadap ketercapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di daerah.
“Acara seperti ini menjadi ajang positif bagi seluruh pihak yang bergerak di bidang kesehatan sebagai upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan kemajuan pendidikan serta penelitian tenaga kesehatan di Indonesia,” jelas Agustiawan.
Selain itu, kata Agustiawan, partisipasi perusahaan juga merupakan komitmen perusahaan pada aspek ESG.
“Acara ini juga selaras dengan komitmen kami dalam menjalankan praktik operasi bisnis lewat tata kelola perusahaan yang telah dirancang dengan mematuhi prinsip-prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). Hal ini juga menjadi bentuk sinergi kami dengan pemangku kepentingan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di sekitar wilayah operasi perusahaan,” tutup Agustiawan.*SHR&P DUMAI