SIMALUNGUN - Luis Figo menyapa hangat para tamu yang hadir di Aek Nauli Elephant Conservation Camp, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Kamis (24/1/2019). Ia menjulurkan belalainya sebagai pertanda sambutan persahabatan kepada salah satu pengunjung di konservasi Gajah Sumatera tersebut.
Bersama tiga kawannya, yaitu Vini Alvionita, Esther Juwita, dan Siti, Luis Figo memang menggemaskan. Gayanya yang lincah membuat pengunjung berdecak kagum. Gajah-gajah jinak ini menampilkan salam penyambutan sembari mengalungkan bunga, berpose ala model, berhitung, main bola, duduk dan rebahan layaknya manusia. Mereka terlihat ramah dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran pengunjung.
Menurut Ilham Pasaribu (28), gajah-gajah tersebut memang menyenangkan jika diajak berinteraksi. Sebagai mahout alias pawang gajah yang digelutinya sejak 10 tahun yang lalu, ia mengungkapkan gajah merupakan hewan yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mahout harus bisa memahami karakter setiap gajah yang dipegangnya.
“Sebenarnya antara mahout dan gajah memiliki ikatan batin yang kuat. Seperti saya mengurus Luis Figo. Dia akan mengikuti perilaku saya sebagai mahout-nya,” jelas Ilham.
Bagi Ilham, Luis Figo sudah seperti anggota keluarganya yang ia sayang dan rawat dengan baik. “Hewan ini jika disayang, ia akan memberikan imbal balik kasih sayang juga dengan caranya sendiri. Menjadi lebih penurut dan cepat beradaptasi,” imbuhnya.
Ilham menambahkan, bagi para pengunjung yang tertarik mengetahui seluk beluk tentang gajah sumatera, Aek Nauli Elephant Conservation Camp menjadi tempat edukasi yang tepat untuk mempelajari hewan yang bisa hidup hingga 70 tahun ini.•