BALI - Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus, pada Selasa, 21 Juli 2020, kembali menyalurkan bantuan modal dana bergulir Program Kemitraan senilai Rp2,44 miliar. Bantuan tersebut disalurkan kepada 33 mitra binaan dari berbagai sektor. Termasuk di dalamnya sebanyak 14 mitra Pinky Movement yang berasal dari Jawa Timur dan Bali.
Pertamina menginisiasi Pinky Movement sebagai bagian dari Program Kemitraan BUMN yang mengajak pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang penyalur dan pengguna Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk beralih menggunakan atau menjual LPG nonsubsidi Bright Gas.
"Sasaran program Pinky Movement diantaranya pangkalan LPG, usaha kuliner, peternakan, pertanian, jasa laundry dan lainnya, hal itu bertujuan mengedukasi pelaku UMKM dan masyarakat agar penyaluran LPG bersubsidi kedepannya tepat sasaran, hanya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang berhak," ujar Rustam Aji, Unit Manager Communication Relations & CSR MOR V, pada Kamis, 23 Juli 2020.
Tak hanya itu, Pertamina juga menargetkan penyaluran kepada pelaku UMKM di sektor pariwisata, termasuk di dalamnya yang berada di daerah potensi Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Dua dari lima destinasi ini berada di wilayah operasional PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus.
Untuk mendukung pemulihan kembali destinasi tersebut, Pertamina merangkul para pelaku UMKM di Mandalika, Kab. Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bantuan itu disiapkan dalam bentuk bantuan modal dana bergulir Program Kemitraan.
"Program kemitraan pada dasarnya adalah sebuah kegiatan community development untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat terutama untuk membangkitkan kemandirian ekonomi masyarakat di daerah," ujar Rustam dalam Sosialisasi Daring Penyediaan dan Akses Permodalan bagi UMKM Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai Barat pada hari ini.
Sosialisasi diikuti oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, dan pelaku UMKM dari bidang kuliner, home stay, kerajinan tangan, dan bidang lain pendukung sektor pariwisata.
Kemitraan tersebut nantinya akan diberikan dalam bentuk peminjaman modal kepada UMKM. Tentunya melalui tata kelola yang berlaku. "Sektor yang erat kaitannya dengan destinasi, seperti perdagangan dan jasa sangat potensial untuk bangkit di DPSP Mandalika dan Labuan Bajo. Harapannya upaya itu bisa memberi injeksi semangat untuk UMKM bangkit menyambut era baru destinasi yang aman dan nyaman untuk semua," kata Rustam. *MOR V/HM