JAKARTA – Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Musliar Kasim mengharapkan program Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina 2013, mampu menghasilkan generasi muda Indonesia yang handal dalam bidang sains, dan bisa memberi kontribusi terhadap perkembangan ilmu sains dunia.
Kasim memaparkan, pada kurikulum 2013 pihaknya ingin menghasilkan insan Indonesia yang berkompetensi terhadap pengetahuan dan memiliki sikap yang berintegritas tinggi. Dengan begitu, diharapkan siswa sekolah yang akan melanjutkan ke jenjang perkuliahan tidak cukup untuk pintar di bidang akademis saja, tetapi juga harus memiliki kemampuan informal lainnya seperti keahlian di bidang seni budaya. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada para peserta OSN Pertamina untuk membangun jejaring sedini mungkin. “Sehebat apapun seseorang, tapi jika tidak punya jaringan maka tidak akan pernah sukses,” jelasnya.
Gelaran yang diusung oleh Pertamina ini mengangkat tema “Inovasi Sobat Bumi, Prestasi Untuk Negeri”. Bekerja sama dengan Universitas Indonesia yang didukung penuh oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
SVP HR Development Pertamina, Insan Purwarisya menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu program CSR Pertamina dalam mewujudkan kepedulian perusahaan terhadap pendidikan di Indonesia. Program ini juga diprakarsai, guna mendorong mahasiswa yang memiliki potensi dan kontribusi dalam meningkatkan kualitas di bidang matematika, fisika, kima, dan biologi.
Ia meyakini, gelaran OSN Pertamina ini bisa menjadi modal awal bagi para pemenang dan peserta lainnya. Karena hal ini merupakan awal persaingan untuk menciptakan teknologi di bidang sains.
Pemenang OSN Pertamina 2013 dijaring melalui beberapa tahap seleksi yang diselenggarakan serentak di 33 Provinsi se-Indonesia pada 27 November 2013. Sebanyak 25.282 mahasiswa mengikuti seleksi provinsi. Dari tahap ini tersaring 73 mahasiswa peserta seleksi nasional kategori teori dan 15 tim mahasiswa peserta seleksi nasional kategori sains.
Dari 118 mahasiswa yang telah lolos seleksi babak semifinal, kemudian diselenggarakan ujian final di FMIPA UI. Finalis yang terpilih selanjutnya berlomba untuk menjadi pemenang pada Kategori Teori dan Kategori Proyek Sains di Wisma Makara Universitas Indonesia.•EGHA