KLUNGKUNG - Berbekal keinginan yang kuat agar hidupnya bisa memberikan manfaat bagi orang banyak, sekaligus menggerakan ekonomi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, Ni Putu Ayu Wilasmini berinisiatif untuk mengembangkan salah satu potensi alam yang ada di Bali.
Tak hanya sektor pariwisata, Bali juga dikenal akan salah satu daerah penghasil garam yang kualitasnya diakui banyak orang, baik dalam maupun luar negeri. Oleh karenanya, pada 2017 lalu, ia memutuskan untuk membuat sentra pembuatan garam bernama Natural Bali Kul Kul.
Lantaran keterbatasan modal dan perizinan, usaha yang dirintis Ni Putu Ayu Wilasmini pun belum berjalan secara maksimal. “Kebetulan banyak yang menyukai garam Bali. Tapi saat itu belum ada pengusaha Bali yang ingin terjun mengurusnya. (Mulai) dari kelengkapan legalitas, seperti izin yang belum lengkap,” ujarnya kepada Energia saat berada di workshop miliknya yang beralamat di Dusun Kangin, Desa Jumpai, Klungkung, Bali, Kamis 17 Juni 2021.
Meskipun dengan sejumlah keterbatasan yang ada, usaha Ni Putu Ayu Wilasmini tetap berjalan. Hingga pada akhirnya di awal 2021, Pertamina hadir memberikan dukungan pada usaha miliknya.
Ia mengaku sangat terbantu dengan hadirnya Pertamina di Bali, khususnya di wilayah Klungkung. Dimana bantuan dana yang diberikan oleh Pertamina bisa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha, sehingga produknya bisa semakin bersaing dengan produk-produk lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
“Saya dikasih pinjaman tanpa bunga (oleh Pertamina). Dimana diawal tahun 2017, saya agak susah pinjam dana ke bank. Pertamina langsung sigap memberikan kami dana,” ucapnya.
Lebih lanjut Ni Putu Ayu Wilasmini mengatakan bahwa usaha yang ia jalani saat ini bukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Namun juga turut membantu ekonomi masyarakat sekitar. Hal ini sejalan dengan upaya Pertamina dalam menggerakan ekonomi masyarakat. “Saya ingin bagaimana Kartini yang sekarang ini bisa bermanfaat bagi keuarga dan negara,” ucapnya.
Sementara itu, VP CSR & SMEPP Pertamina, Arya Dwi Paramita mengapresiasi usaha yang dirintis oleh Ni Putu Ayu Wilasmini. “Ibu Putu bersama masyarakat disini membangun pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat, yang tidak hanya memberikan keuntungan bagi beliau sendiri tapi juga bagi masyarakat yang ada di sekitarnya,” ujar Arya.
Disamping itu, kata Arya, Ni Putu Ayu Wilasmini juga termasuk penggerak womenpreneur, karena telah melibatkan banyak wanita dalam kegiatan bisnisnya. Dari total 20 orang karyawan, 80 persen diantaranya adalah wanita.
“Ini merupakan konsep pertumbuhan local cluster development yang sebenarnya. Karena Ibu Putu bersama dengan masyarakat membangun kemandirian ekonomi melalui produk ini,” imbuhnya.
Arya berharap usaha Natural Bali Kul Kul bisa terus berkembang, sekaligus memberikan kesempatan bagi wanita di Bali untuk terus berkarya. “Selain mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan SDGs, ini juga memberdayakan wanita,” tutup Arya. *STK/TA/IN