Surabaya- Sebagai bentuk tanggap cepat bencana Gunung Kelud, Tim Pertamina Peduli Marketing Operation Region V langsung mengirimkan sejumlah bantuan untuk para korban senilai Rp 258,88 juta.
General Manager Marketing Operation Region V Giri Santoso menjelaskan bantuan yang dikirimkan berupa peralatan memasak yaitu 200 unit kompor high pressure senilai Rp 36,4 juta, 560 tabung elpiji 3 kg senilai Rp 75,6 juta, 40 tabung elpiji 12 kg senilai Rp 17,88 juta dan 1.000 liter minyak tanah non subsidi senilai Rp 11 juta. Selain itu Pertamina juga memberikan bantuan sembako, obat-obatan, perlengkapan mandi dan keperluan anak dan balita senilai Rp 93 juta.
“Kami berharap bantuan ini dapat langsung dimanfaatkan oleh korban, mengingat kejadian bencana berlangsung cukup cepat dan kemungkinan belum banyak bantuan yang datang,” ujar Giri Santoso saat pelepasan bantuan yang dilaksanakan di Kantor Pertamina Region V, Jumat (14/02).
Bantuan tersebut dikirim ke Posko Utama Bencana di lokasi yang terdata cukup parah baik di Kab. Kediri, Kab. Blitar dan juga Kota Batu untuk selanjutnya didistribusikan petugas Posko ke titik-titik pengungsi. Sedangkan kompor, tabung Elpiji dan minyak tanah non subsidi diberikan Pertamina untuk keperluan dapur umum di wilayah-wilayah pengungsian.
“Mengingat pengungsi jumlahnya ribuan, maka kami harap bantuan kompor dan elpiji ini bisa menunjang kinerja petugas dapur umum dalam penyiapan makanan untuk para pengungsi agar dapat semakin cepat” jelas Giri.
Selain itu, Pertamina bersama DPC Hiswana Migas Malang juga memberikan bantuan kepada korban bencana di Posko Pengungsian Kec. Pujon, Kab. Malang. Bantuan yang diberikan berupa sembako dan air mineral yang sangat dibutuhkan di lokasi tersebut.
Pasca letusan Gunung Kelud, penyaluran BBM dan LPG juga terpantau aman dan berjalan normal. Bahkan untuk mengantisipasi pangkalan yang tutup di area bencana karena mengungsi, Pertamina juga menyiapkan Operasi Pasar di beberapa titik seperti seperti di Wates (Agen PT Trisnawati dan Polsek Ngancar), Pare, Kediri (Pasar Pahing), dan Blitar (Stadion Brawijaya). (Humas MOR V)