TANGERANG – Sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, Pertamina melakukan aksi penanaman pohon mangrove sebanyak 5.700 bibit dengan melibatkan 57 pelari Pertamina Eco Run menyusuri track sepanjang 5 km dari SPBU Salembaran, Kabupaten Tangerang, Banten menuju kawasan Ekowisata Muara Ujung, Tanjung Pasir. Dengan mengangkat tema “Hijaukan Indonesia, Hijaukan Dunia”, kegiatan penanaman pohon tersebut dilakukan secara serentak di unit operasi dan anak perusahaan Pertamina seluruh Indonesia.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir menyatakan, program yang dilaksanakan Pertamina selama dua tahun ini tidak hanya melakukan penanaman dan rehabilitasi ekosistem mangrove saja, tetapi juga penelitian, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Semua peserta yang ikut dalam Pertamina Eco Run ini juga menyumbang 20 bibit pohon. Hal ini mencerminkan semangat Pertamina Sobat Bumi, yang berarti kegiatan operasional, produk-produk serta layanan jasa Pertamina selalu dilakukan berdasarkan kepedulian pada lingkungan,” ungkap Ali, di Desa Muara Ujung, Tangerang, Banten, Minggu (7/12).
Dalam praktik operasional, Ali menegaskan, Pertamina tidak semata-mata berorientasi pada profit, tetapi juga menerapkan keseimbangan hubungan antara People, Planet, dan Profit yang ketiganya merupakan tolak ukur nilai kesuksesan perusahaan, baik ekonomi, lingkungan dan sosial.
“Hal ini secara konsisten terus kita lakukan supaya masyarakat juga dapat meneruskan upaya pelestarian lingkungan secara berkesinambungan. Kegiatan ini juga sebagai salah satu rangkaian HUT ke-57 Pertamina,” terangnya.
Sementara, Arri Gunarza selaku Penanggung Jawab Pelaksana Penanaman, menyatakan, kawasan Ekowisata Muara Ujung telah berkembang menjadi destinasi memancing bagi para wisatawan. Program CSR berupa penanaman bibit mangrove yang digulirkan oleh Pertamina, diakuinya sangat berdampak positif bagi masyarakat Tanjung Pasir.
“Ada perubahan yang cukup signifikan, misalnya tingkat abrasi jadi berkurang. Selain itu, keuntungan warga secara ekonomi juga meningkat. Tempat ini juga menjadi sentra bibit mangrove,” ujar Arri yang juga menjabat sebagai Direktur Lembaga Bina Lanskap dan Lingkungan mewakili kampus Trisakti.
Ia berharap, dengan ditanamnya bibit mangrove, abrasi tidak lagi sampai ke rumah-rumah penduduk. Untuk itu, keterlibatan masyarakat setempat terus dilakukan, misalnya, melalui penyemaian, penanaman, dan pemeliharaan. “Ini hubungannya dengan Tuhan. Memelihara lingkungan juga menjadi amal bagi kita semua,” ucapnya.•EGHA