SEMARANG – Dalam rangka mengoptimalkan penyaluran LPG nonsubsidi kepada masyarakat mampu, PT Pertamina (Persero) menginisiasi program Pinky Movement yang merupakan modifikasi dari program kemitraan BUMN dengan menggandeng pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menggunakan atau menyalurkan LPG nonsubsidi.
PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV pada tahap awal program itu berhasil menggandeng 31 pelaku UMKM di wilayah Boyolali, Jawa Tengah. Total nilai penyaluran pada tahap tersebut lebih dari Rp 2,4 miliar.
Pjs. General Manager Pertamina MOR IV Rahman Pramono Wibowo mengatakan bahwa Pinky Movement itu memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian pelaku UMKM yang bersinergi bersama Pertamina untuk menyalurkan LPG nonsubsidi yaitu Bright Gas.
“Para pelaku UMKM ini adalah mereka yang kesehariannya tidak lepas dari penggunaan bahan bakar LPG baik itu penjual atau pangkalan LPG ataupun usaha-usaha seperti kuliner yang menggunakan LPG sebagai bahan bakarnya,” ujar Rahman, pada Senin, 29 Juni 2020.
Selain itu, dirinya menambahkan bahwa tujuan lainnya yakni mengedukasi pelaku UMKM dan masyarakat agar penyaluran LPG menjadi tepat sasaran.
“Selama ini banyak pelaku usaha maupun masyarakat belum paham terkait perbedaan dan peruntukkan LPG subsidi dan nonsubsidi. Sehingga melalui program itu, kami mengedukasi hal tersebut agar penyaluran LPG tepat sasaran”, ungkapnya.
Pertamina MOR IV menargetkan penyaluran program kemitraan pada tahun 2020 sebesar Rp 18 milyar. Pada tahun 2019 Pertamina MOR IV berhasil mengmpulkan 500 mitra binaan dan menyalurkan dana kemitraan sebesar Rp 31 milyar di wilayah Jawa Tengah dan DIY.
Jumlah dan nilai tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini. Sesuai amanat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahwa selama pandemi COVID-19 seluruh BUMN mengoptimalkan penyaluran program kemitraan untuk membantu UMKM agar bangkit kembali.
“Pinky Movement merupakan salah satu cara dari Pertamina untuk mencapai tujuan dari kementerian BUMN tersebut”, tutup Rahman.
Muhammad Fahrudin salah satu pengaju program Pinky Movement di wilayah Boyolali mengungkapkan bahwa dirinya merasa terbantu dengan adanya program kemitraan ini.
“Program Kemitraan Pertamina itu sangat membantu kami untuk dapat terus menjalankan usahanya. Selain itu biaya pinjaman murah hanya tiga persen dalam satu tahun, terutama saat ini ketika semua sektor usaha terdampak pandemi,” jelas Fahrudin. *MOR IV/HM