SIDOARJO - Di tengah masa pandemi yang belum berakhir, banyak sekolah yang belum menerapkan kebijakan sekolah daring/dari rumah secara optimal. Berbagai upaya dikerahkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Salah satunya di SMP Negeri 2 Jabon, Sidoarjo, yang menciptakan inovasi berbasis aplikasi yang berperan untuk monitoring absensi siswa secara daring.
Inovasi tersebut direspon positif oleh PT Pertamina Gas Operation East Java Area (OEJA) melalui bantuan pengembangan dan implementasi aplikasi di SMP tersebut.
Sejak diluncurkan pada 1 September 2020, aplikasi yang dinamakan SMP Negeri 2 Jabon Apps itu telah membantu 600 siswa dan wali murid dalam memantau aktivitas belajar. Para guru dan wali murid sering mengeluhkan sulitnya memantau belajar siswa selama pemberlakuan sekolah di rumah sejak bulan Maret lalu.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Jabon Nurul Huda menuturkan, pemberlakuan sekolah dari rumah tersebut memerlukan banyak strategi agar semua pihak beradaptasi.
“Kami mengupayakan segala cara agar proses pembelajaran siswa tetap efektif. Masalahnya, para wali murid kesulitan memantau aktivitas anak-anaknya karena harus tetap bekerja meninggalkan rumah,” ujar Nurul, pada Selasa, 15 September 2020.
Senada dengan kepala sekolah, para guru juga mengeluhkan hal yang sama. Khoiron, selaku koordinator pengembang aplikasi sekaligus guru menuturkan, “Terkadang para siswa tampak online di kelas, padahal tidak menyimak materi yang diberikan guru. Selain itu, ada juga siswa yang berhalangan atau hanya sesaat hadir karena ponselnya dipakai orang tuanya bekerja.”
Oleh sebab itu, sekolah berinisiatif untuk mengembangkan aplikasi itu untuk memudahkan pemantauan. Sebagai contoh, siswa yang terpantau belum absen pada pagi hari, dapat mengikuti kelas pada waktu lain dan presensi kehadirannya dapat langsung diubah di aplikasi tersebut oleh guru yang mengajar.
“Orang tua/wali siswa juga langsung melihat di aplikasi bahwa kehadirannya telah terpenuhi,” tambah Khoiron.
Siswanto, Ketua Komite SMP Negeri 2 Jabon, merasakan adanya perubahan sejak pemberlakuan aplikasi tersebut. “Biasanya orang tua/wali murid sering komplain ke sekolah karena absensi yang dinilai kurang transparan dan obyektif. Ada siswa yang online terlambat karena ada keperluan, namun dinyatakan tidak masuk oleh guru. Sejak adanya aplikasi itu, informasi yang disajikan lebih transparan,” ujarnya.
Kontribusi Pertamina Gas tersebut merupakan bentuk respons terhadap dampak pandemi COVID-19 yang membuat perubahan dalam sistem pembelajaran. Pertamina Gas melihat bahwa inisiatif dan inovasi lokal dengan lahirnya SMP Negeri 2 Jabon Apps ini perlu didukung secara maksimal.
“Kami mengapresiasi semangat berinovasi pihak sekolah untuk membuat para siswa di Desa Permisan tetap taat dalam mengikuti pembelajaran,” ujar Fithro Rizki, Head of Quality, Health, Safety, Security & Environment (QHSSE) Pertamina Gas OEJA.
“Kami berharap agar orang tua/wali siswa tetap berperan aktif mendampingi kegiatan belajar dan mendukung upaya yang telah dilakukan sekolah,” pungkasnya. *Pertagas/HM