DUMAI - Untuk meringankan efek asap kiriman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sampai ke Kota Dumai, PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) II membagikan 1.000 masker untuk masyarakat Dumai. Bersama-sama dengan relawan dari perwakilan masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LMPK), pembagian masker dilaksanakan di beberapa area di Kelurahan Tanjung Palas, Sabtu (23/2/2019).
Ditemui di sela-sela kegiatan Pjs. Unit Manager Comm., Relations & CSR Pertamina RU II Dumai Didi Andrian Indra Kusuma menyatakan pembagian masker ini merupakan wujud dukungan terhadap upaya pemerintah dalam mengurangi efek asap bagi kesehatan.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari media masa setempat, BMKG Riau menyatakan bahwa asap yang telah menyelimuti Kota Dumai selama hampir dua minggu ini memang bukan berasal dari Kota Dumai. Titik api justru banyak ditemukan di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis, 33 KM dari Kota Dumai.
Pada tahap pertama ini, pembagian masker menyasar rumah-rumah warga dan lokasi kegiatan masyarakat seperti masjid, pangkalan ojek hingga sekolah.
"Kami sengaja datangi rumah-rumah warga sekaligus menyampaikan imbauan untuk menggunakan masker apabila berkegiatan di luar rumah dan untuk memperbanyak minum air putih. Kami juga datangi SMPN 14 Tanjung Palas dan lokasi ramai warga lainnya," kata Didi.
Lebih lanjut Didi menjelaskan, Tim HSSE RU II juga rutin melakukan pengecekan kualitas udara menggunakan alat ukur Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Selama gumpalan asap mulai selimuti langit Kota Dumai, terdeteksi kualitas udara khususnya di pagi hari berada pada kategori tidak sehat.
"Karena itu, selama kiriman asap masih terjadi, kami akan terus standby sekiranya masih dibutuhkan dukungan masker untuk masyarakat sekitar," ungkap Didi.
Salah satu warga masyarakat yang menerima bantuan masker Muh. Andri (30) menyampaikan terima kasih kepada Pertamina dan LPMK Tanjung Palas yang telah bersama-sama menginisiasi kegiatan ini. Ia pun berharap agar masalah ini dapat segera berakhir dan masyarakat dapat kembali beraktivitas khususnya di pagi hari tanpa gangguan asap kiriman.*RU II