Semarang - Kerusakan dan pencemaran ekosistem yang paling penting di wilayah pesisir salah satunya adalah menjaga kelestarian hutan mangrove. Hal ini dikarenakan hutan mangrove merupakan tipe hutan yang khas dan tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang air laut. Di samping fungsi ekologisnya sebagai pelindung garis pantai, mangrove juga berfungsi dalam menjaga keanekaragaman hayati habitat untuk beberapa jenis burung, reptil, amphibi dan mamalia dan yang terpenting adalah mencegah terjadinya bahaya abrasi yang meresahkan warga sekitar.
Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina melalui program menabung pohon melakukan upaya pencegahan terjadinya bahaya abrasi di wilayah pesisir pantai utara (Pantura) Jawa Tengah tepatnya di Desa Wonorejo Kabupaten Kendal dan Desa Timbulsloko Kabupaten Demak. Pertamina memilih desa tersebut karena bahaya abrasi yang selalu muncul menghantui warga saat pasang terjadi. Bahkan genangan air dijalan dan rumah-rumah warga akibat abrasi sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Tidak jarang aktivitas warga pun terganggu karena air semakin tinggi menggenangi pemukiman.
Oleh karena itu pada akhir tahun lalu, Pertamina menyerahkan secara simbolis 40.000 bibit mangrove dan cemara laut beserta pemeliharaannya yang diwakili oleh Business Support Region Manager Pertamina MOR IV, Triokto Hendarmanto kepada Ketua Kelompok Mangrove Desa Timbulsloko. Adapun bibit tersebut sudah tertanam di wilayah Demak dan Kendal dan dilakukan perawatan secara intensif.
Triokto menyampaikan, Pertamina sebagai salah satu Perusahaan negara akan terus berupaya memberikan kontribusi positif bagi peningkatan taraf hidup masyarakat, khususnya di sekitar wilayah operasi Pertamina.”Semoga upaya Pertamina dalam mengurangi dampak abrasi dapat terealisasi dan hal ini akan terwujud apabila warga turut berperan dalam memelihara dan menjaga kelestarian mangrove,” ujar Triokto.•MORIV