SURABAYA - Berkurangnya permintaan pasar akibat pandemi COVID-19 berpengaruh pada turunnya pendapatan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Menyikapi hal itu, PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus kembali menyalurkan bantuan modal sebesar Rp2.7 miliar melalui Program Kemitraan kepada 25 UMKM Binaan di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur, pada Senin, 21 September 2020.
Mayoritas UMKM Binaan tersebut berasal dari Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang sebagian besar bergerak di sektor industri kreatif seperti tenun dan rotan, juga dari sektor industri rumahan, perdagangan, hingga peternakan.
Total penyaluran di Kabupaten Bima berjumlah Rp1,5 miliar untuk 14 UMKM Binaan. Penyaluran yang dimaksud guna mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang ditetapkan oleh Pemerintah. Salah satunya berada di Nusa Tenggara Barat, yaitu Mandalika.
Program Kemitraan (PK) merupakan program untuk meningkatkan kemampuan UMKM menjadi Mitra Binaan Pertamina agar menjadi tangguh dan mandiri, sekaligus memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di sekitar wilayah operasi Perusahaan, guna mendukung kegiatan Pertamina dan juga mitra bisnis.
Intan H. Makka, pemilik UMKM Rumah Tenun Nggusu Waru menyampaikan bahwa Program Kemitraan dari Pertamina sangat membantu keberlangsungan usahanya. “Dana yang diberikan tentunya akan langsung kami manfaatkan untuk modal pembelian bahan baku serta penambahan anggota perajin tenun untuk membantu perekonomian di tengah pandemi,” ujarnya.
Ia berharap, hal itu menjadi langkah awal baginya untuk keberlangsungan bisnisnya. Dimana nantinya akan mendapatkan pengalaman yang baik serta akses pelatihan dan pemasaran produknya agar lebih luas dan dikenal oleh masyarakat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Bima Sulistiyo menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pertamina atas atensi yang diberikan kepada pelaku UMKM.
“Program tersebut sangat membantu dalam pengembangan usaha yang dilakukan UMKM, terutama situasi saat ini yang sangat berpengaruh di segala aspek kehidupan, khususnya di perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Dengan bantuan modal itu dirinya berharap dapat bermanfaat dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Bima serta dapat menyejahterakan masyarakat yang berada di wilayahnya.
“Dengan jasa administratif hanya tiga persen, hal itu sangat meringankan pelaku UMKM dibandingkan dengan melakukan pinjaman uang kepada rentenir. Hal itu sejalan dengan program melawan rentenir yang sedang digalakan di Kabupaten Bima,” tambahnya.
Unit Manager Communication & CSR MOR V Jatimbalinus Rustam Aji menyampaikan bahwa Pertamina memahami bahwa pelaku UMKM berisiko tidak dapat melanjutkan usahanya di saat pandemi COVID-19 yang belum menunjukkan tren penurunan.
“Dengan adanya bantuan akses permodalan ini, UMKM binaan Pertamina juga bisa mendapatkan pendampingan dan bimbingan dalam menyiasati pengelolaan model usaha untuk menjadi lebih tangguh,” ujar Rustam.
Misalnya sosialisasi dan pelatihan yang tetap berlangsung di masa pandemi COVID-19, Pertamina tetap menjalankan tugasnya dengan mengadakan webinar series yang bekerja sama dengan salah satu radio di Jawa Timur dengan menghadirkan narasumber atau praktisi di bidang UMKM.
“Rebound Strategi UMKM dari dampak COVID-19”, dimana seri pertama dilaksanakan dengan mengundang narasumber pakar dan praktisi branding nasional Silih Agung Wasesa, pada Kamis, 17 September 2020, lalu.
Rustam berharap webinar itu bermanfaat bagi UMKM dalam menjalankan bisnisnya di tengah pandemi COVID-19.
Pada tahun 2019 lalu, Pertamina MOR V menyalurkan dana PK sebesar Rp23.3 M. “Sedangkan pada tahun ini hingga September 2020, Pertamina telah menyalurkan bantuan permodalan sebesar Rp11M kepada 149 Mitra Binaan untuk pengembangan UMKM. Mitra binaan ini tersebar di empat provinsi yang berada di wilayah MOR V, yaitu Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur,” tutup Rustam. *MOR V/HM