PAREPARE – PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) VII menggelar kegiatan Sosialisasi Konservasi Penyu dan Pengembangan Ekowisata Pesisir di Pantai Lowita, Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, pada Rabu, 2 September 2020. Hal tersebut ditujukan agar masyarakat memerangi tindakan yang mengancam populasi penyu, baik untuk dijual atau dikonsumsi.
Pertamina bersama Pemerintah Kabupaten Pinrang, Universitas Muhammadiyah Parepare, dan Lingkar Pemuda Peduli Lingkungan Hidup (LPPLH) melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kestabilan populasi penyu yang ada di Indonesia. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, penyu merupakan salah satu satwa yang dilindungi.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII Laode Syarifuddin Mursali, menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan wujud kepedulian Pertamina terhadap lingkungan dan komitmen dalam menjaga ekosistem hewan yang dilindungi.
"Populasi penyu di Indonesia terus mengalami penurunan. Kegiatan itu merupakan upaya Pertamina untuk mengedukasi masyarakat agar bersama-sama menjaga populasi hewan yang terancam punah ini. Kami mewajibkan setiap wilayah operasi Pertamina memiliki Program Konservasi Keanekaragaman Hayati," jelasnya.
Pertamina juga mengapresiasi masyarakat yang telah berusaha mengumpulkan telur penyu yang masih beredar di kalangan masyarakat untuk kemudian ditetaskan. Upaya tersebut diambil sebagai stimulan bagi masyarakat lainnya agar melakukan hal serupa sehingga perburuan telur penyu bisa berkurang.
Pada Kesempatan itu, Pertamina dan seluruh stakeholder yang hadir turut melepas tukik yang telah berhasil ditetaskan. Sebanyak 56 tukik dilepaskan dari telur penyu yang telah diamankan dan diserahkan masyarakat sebelumnya.
Kepala Balai Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar Andry Sukmoputro mengatakan bahwa Pantai Lowita merupakan objek wisata yang memiliki beberapa potensi di dalamnya.
"Pantai Lowita memiliki potensi konservasi sumber daya alam yang sangat besar, salah satunya menjadi tempat bertelurnya penyu. Lokasi itu sangat berpotensi menjadi objek ekowisata yang sangat bagus," ungkapnya.
Setiap lapisan masyarakat hingga Pemerintah dan swasta, lanjut Laode, harus saling bahu membahu untuk menjaga keberlangsungan ekosistem termasuk kawasan pesisir ini.
"Kegiatan edukasi semacam ini harus terus dilanjutkan agar semua paham mengenai pentingnya keberlangsungan ekosistem. Ekosistem pesisir yang baik berpotensi untuk jadi tempat wisata baru yang diminati, yang nantinya akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat," pungkas Laode. MOR VII/HM