JAKARTA - Betapa pentingnya pembinaan sepakbola yang berjenjang dan bertahap dari usia muda hingga senior serta kompetisi liga, mengemuka dalam sarasehan sepakbola yang diselenggarakan Pertamina Foundation dalam rangka Festival Sobat Bumi. Sarasehan Sepakbola bertajuk Peran Strategis Liga Dalam Proses Pembinaan Usia Muda berlangsung di Lantai M Gedung Utama, Senin (2/12). Diskusi menghadirkan tiga pembicara, yaitu Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto selaku pencinta sepakbola, wartawan Kompas yang juga pengamat sepakbola Anton Sanjoyo, dan Mauro, pelatih Pertamina Soccer School.
Dalam kesempatan itu, Hari juga mengungkapkan latar belakang terbentuknya Pertamina Soccer School. Awalnya adalah ide Pertamina untuk membuat atau membeli klub profesional yang ikut dalam kompetisi. Namun karena iklim sepakbola dalam negeri yang tidak kondusif, akhirnya Pertamina memilih untuk membangun Pertamina Soccer School dengan menggandeng AC Milan, klub papan atas Italia.
“Memang tidak mudah membentuk sebuah sekolah sepakbola, tetapi saya kira ini solusi nyata Pertamina berkiprah di sepakbola,” katanya.
Hari pun menjelaskan pemilihan sepakbola, karena focus, sustain dan high impact. Tentang PSS sendiri, Hari melihat ada tiga pilar yang penting. Yaitu, kemampuan bermain sepakbola, pendidikan, dan pembentukan karakter.
Di bagian lain, Hari sepakat dengan Anton Sanjoyo, bahwa kompetisi haruslah menjadi jantungnya industri sepakbola. “Kalau sepakbola mau menjadi industri, mau hidup, harus ada jantungnya. Dan jantungnya itu adalah kompetisi,” tegas Hari.
Pemikiran demikianlah yang melatari Pertamina mensponsori kompetisi U-16 dan membentuk Pertamina Soccer School.•URIP