Perwakilan Pemerintah Jepang Apresiasi Kilang Dumai Wujudkan Patra Seroja Eco-Edupark demi Zero Carbon City 2050

DUMAI, RIAU - Pembangunan kota hijau bebas karbon kini tengah menjadi upaya yang tengah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, tak terkecuali di kota dan kabupaten, seperti halnya Kota Dumai, Riau. Hal tersebut kemudian diwujudkan dalam perencanaan program “Zero Carbon City 2050”, sebagai salah satu upaya dekarbonisasi untuk mencapai nol emisi karbon (Net Zero Emission).

Dalam rangka mendukung upaya yang tengah dilakukan oleh Pemerintah Kota Dumai lewat ‘Lokakarya Dekarbonasi Upaya Pencapaian 2050 Zero Carbon City’, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai mengajak perwakilan Pemerintah Kota Kawasaki Jepang, yaitu Nippon Koei Eco Walk ke kawasan konservasi keanekaragaman hayati (kehati), Patra Seroja Eco-Edupark.

“Sebagai perusahaan yang menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, tentu kami sangat siap mendukung kegiatan ini. Dan sudah menjadi komitmen kami untuk bersinergi mendukung pembangunan Kota Dumai yang lebih baik lagi ke depannya,” kata Area Manager Communication, Relations, & CSR Kilang Dumai, Agustiawan Kamis, 26 September 2024.

Lewat kegiatan Eco Walk ke Patra Seroja Eco-Edupark, Kilang Dumai menunjukkan secara langsung bagaimana upaya pihaknya dalam berkontribusi mendukung upaya dekarbonisasi dengan menjaga kondisi kealamian area hutan di kawasan penyangga flora dan fauna tersebut.

Selain itu, lewat konservasi kehati seluas 56 hektar tersebut, Kilang Dumai telah memberikan kontribusi oksigen sebesar 523.531,25 kg per tahun, dengan potensi debit air yang dihasilkan sebesar 151.498 m3/tahun, serta penyerapan CO2 sebesar 6.329,28 ton per tahun.

Disampaikan oleh Agustiawan, upaya dekarbonisasi yang dilakukan oleh pihaknya di kawasan Patra Seroja Eco-Edupark tak hanya sekedar menjaga kealamian hutan dan keseimbangan ekosistem antara flora dan fauna saja, melainkan juga dilakukan lewat berbagai upaya pengembangan riset dan pembibitan bibit pohon yang dapat menyerap karbon, seperti pohon gaharu dan tabebuya.

Pembibitan pohon tersebut dilaksanakan melalui program ‘Nursery Gaharu’, dan secara sustain hasilnya diberikan kepada kelompok tani binaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) maupun Pemerintah Kota Dumai.

“Pengembangan riset dan inovasi juga terus kami jalankan seiring dengan berkembangnya keilmuan dan teknologi berkolaborasi dengan kampus-kampus di Indonesia. Hal ini pun juga sejalan dengan visi dan misi perusahaan, kami akan terus berfokus untuk melakukan upaya dekarbonisasi dengan menanam banyak pohon bibit gaharu hingga mangrove. Hal itu kami lakukan untuk meningkatkan serapan karbon semakin besar, khususnya untuk Kota Dumai,” jelasnya.

Menurutnya, pencanangan program Zero Carbon City 2050 yang juga bertujuan untuk menurunkan emisi GRK di Provinsi Riau secara umum dan pencapaian target intensitas GRK sebesar 97,16% pada tahun 2045 sejalan dengan komitmen Pertamina Group mendukung target NZE pada tahun 2060 ataupun lebih cepat lagi.

Kilang Dumai sendiri kini telah menjalankan praktik bisnis dengan berlandaskan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk mendukung pencapaian pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

Didampingi langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Dumai, Perwakilan Nippon Koei dengan antusias melihat dan mempelajari secara langsung bagaimana keanekaragaman hayati yang terus dijaga oleh Kilang Dumai melalui bagian Environment dari Fungsi HSSE (Health, Security, Safety, and Environment).

“Pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan itu merupakan keserasian produksi dengan sumber daya alam, yang harus kita lestarikan. Mari kita pelihara lingkungan agar dapat dimanfaat tidak hanya saat ini, tapi hingga anak cucu kita dimasa mendatang. Tentu dibutuhkan langkah-langkah cermat, terlebih menyangkut ‘zero carbon’ karena ini masanya panjang,” kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemko Dumai, Syahrinaldi S.Sos., M.Si., yang juga turut hadir di Patra Seoja Eco-Edupark.

Dalam kegiatan Eco Wak tersebut, perwakilan Pemerintah Jepang juga ikut menanam pohon dan melihat secara langsung kura-kura matahari dari famili Geoemydidae yang menyandang status terancam karena populasinya semakin berkurang.

Ditemui di sela-sela agenda Eco Walk, Saito Tetsuya selaku Team Leader of the Project Nippon Koei Co Ltd menyampaikan kekagumannya terhadap upaya dekarbonisasi serta keanekaragaman hayati yang ada di Patra Seroja Eco-Edupark.

“Kami sangat terkejut datang ke sini, karena kawasan hutan ini sangat-sangat cantik dan dikelola dengan baik. Kami sangat terkagum dengan banyaknya keanekaragaman flora dan fauna yang ada di kawasan ini,” tutup Saito Tetsuya.*SHR&P DUMAI

Share this post