Jakarta - Menyadari pentingnya semangat yang kuat dalam menjaga dan melestarikan alam sejak dini, Pertamina melalui Pertamina Foundation meluncurkan Sekolah Sobat Bumi (SSB), Kamis (18/10). Sekolah ini hadir untuk mendorong praktik standar mutu terbaik sekolah di Indonesia yang memerhatikan kelestarian alam.
Bertempat di Gedung Utama Pertamina Pusat, peluncuran program ini dihadiri oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agutiawan, Komisaris Utama Pertamina Sugiharto, Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono, Deputi VI Kementerian Lingkungan Hidup Ilyas Asaad, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustagvirin Amin, dan Deputi I Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Heru Prasetyo.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan program ini merupakan salah satu upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai tingkat yang lebih baik. "Saya percaya, kecintaan terhadap lingkungan memang perlu dipupuk sejak dini. Oleh karena itu, lewat program sekolah sobat bumi ini diharapkan para generasi muda Indonesia dapat memiliki perspektif dan semangat yang kuat dalam menjaga dan melestarikan alam nusantara. Generasi muda Indonesia perlu kita bekali dengan pemahaman dan pembelajaran tentang bagaimana mengelola dan memanfaatkan alam dengan baik dan bijaksana," kata Karen.
Ia juga mengungkapkan, dengan semangat 3B, Belajar, Berbagi dan Bergerak bersama, diharapkan program ini memberikan banyak manfaat bagi kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan, kehidupan dan perekonomian masyarakat.
Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono. "Pendirian SSB dimaksudkan untuk menjadi solusi atas menurunya perilaku manusia terhadap lingkungan. Dan juga sekaligus menjadi model pendidikan berbudaya lingkungan di Indonesia dengan muatan program pembangunan berkelanjutan," jelasnya.
Pada tahun pertama, program Sekolah Sobat Bumi ini telah memilih 17 Sekolah Sobat Bumi Champions yang terdiri dari tujuh SD, lima SMP, tiga SMA dan dua SMK. Sekolah Sobat Bumi Champions terpilih berdasarkan hasil seleksi ketat terhadap 56 sekolah berpredikat Sekolah Adiwiyata Mandiri. Sekolah Adiwiyata Mandiri merupakan predikat yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup kepada sekolah yang telah berhasil mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata selama tiga tahun berturut-turut.
Nina menuturkan, Sekolah Sobat Bumi Champions yang tersebar di delapan provinsi itu wajib menjalankan empat pilar utama untuk mengembangkan mutu sekolah. Yaitu, kepemimpinan kepala sekolah dan tenaga pendidik melalui program highly effective leadership, menata manajemen sekolah melalui good school governance, menata kurikulum sekolah melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam konteks lingkungan hidup (Education for Sustainable Development), dan menjalankan program ramah lingkungan di sekolah masing-masing.
Adapun program ramah lingkungan terdiri dari pengunaan energi terbarukan, efisiensi penggunaan bahan bakar fosil, pengelolaan limbah sekolah, kantin sehat terpadu dan keanekaragaman hayati, investasi penanaman pohon (menabung pohon), serta upaya maksimalisasi penggunaan transportasi ramah lingkungan dari dan ke sekolah. Sekolah Sobat Bumi Champions akan membagi pengalaman mempraktikkan kehidupan ramah lingkungan kepada masing-masing 10 sekolah lainnya, yang disebut juga dengan Sekolah Sobat Bumi Binaan. Masa pembinaan akan berlangsung selama tiga tahun.
Ke -17 Sekolah Sobat Bumi Champions tersebut sudah berjanji untuk membina masing-masing 10 sekolah lainnya dalam membagi pengalaman mempraktikkan kehidupan ramah lingkungan. "Sehingga nantinya ada 187 sekolah berbudaya lingkungan di Indonesia yang siap menyebarkan dan menjadi model sekolah ramah lingkungan, metode replikasi dengan motto, belajar, berbagi dan bergerak bersama," imbuh Nina.