SIMALUNGUN -- Jika kita melihat gajah-gajah melakukan aktivitas layaknya manusia, rasanya sungguh menakjubkan. Dengan badan yang besar, hewan-hewan tersebut bisa bergerak dengan lincah serasa ada pegas khusus di bawah kakinya. Seperti yang diperlihatkan oleh Luis Figo, Vini Alvionita, Esther Juwita, dan Siti di Aek Nauli Elephant Conservation Camp, Kawasan Strategis Nasional Danau Toba, Sumatera Utara.
Tingkah polah gajah-gajah pintar tersebut tak lepas dari peran Mahout, pawang gajah yang sehari-hari mendidik mereka dengan kasih sayang. Mahout bertugas merawat gajah, termasuk menjaga kenyamanan kandang, menjaga kesehatan gajah, dan memonitoring reproduksi gajah.
Menurut Peneliti Utama Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Wanda Kuswanda, di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK), sehari-hari mereka diurus oleh 10 Mahout.
“Dengan diurusi oleh Mahot, gajah-gajah tersebut diharapkan dapat beradaptasi, bahkan bisa berinteraksi dan bersahabat dengan manusia,” jelasnya.
Wanda mengakui, agar gajah sumatera dapat beradaptasi dengan baik, tidak cuma Mahout yang berperan aktif. “Selain tersedianya kawasan hutan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk konservasi gajah sumatera, kami juga harus menyediakan tanaman untuk pakan gajah, obat-obatan, perlengkapan monitoring, dan transportasi tambahan untuk pengangkut pakan gajah,” imbuhnya.
Karena itu, ia menghargai peran Pertamina dalam mendukung kebutuhan konservasi hewan ini melalui program corporate social responsibility.
“Dukungan program CSR Pertamina sangat berarti konservasi gajah di Aek Nauli. Semoga kerja sama konservasi ini akan terus berlanjut ke depannya sehingga dapat memberikan manfaat lebih sebagai sarana edukasi tentang hewan yang sudah hampir punah tersebut,” tukas Wanda usai menerima secara simbolis donasi peserta Pertamina Eco Run 2018 dari Officer Relations & Communication MOR I Wien Rachusodo,di Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Simalungun, Sumatera Utara, pada Kamis (24/1/2019).
Seperti diketahui, pada 9 Desember 2018 lalu, Pertamina menggelar Pertamina Eco Run Desember 2018 dan berhasil mengumpulkan donasi dari hasil penjualan tiket kepesertaan Eco Run. Dana tersebut didonasikan untuk pelestarian Gajah Sumatera dan Elang Bondol.
“Mulai tahun 2017, Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) I bekerja sama dengan Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli berupaya melindungi Gajah Sumatera dengan menetapkan road map yang akan berlangsung hingga 2021. Semoga bukti kasih sayang peserta Eco Run melalui program CSR Keanekaragaman Hayati ini dapat menciptakan ekosistem alami untuk Gajah Sumatera berkembang biak dan dapat menjadi sarana edukasi pula bagi para pengunjung yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Gajah Sumatera,” pungkas Wien.•