DEPOK - Siapa yang tak kenal dengan Universitas Indonesia (UI) ? Mayoritas pelajar pasti bermimpi untuk bisa menimba ilmu di salah satu kampus kebanggan Indonesia itu. Berbeda dengan beberapa kampus yang berada dekat dengan ibu kota, UI memiliki kawasan hijau atau hutan kota yang luas. Sedangkan kampus universitas lain, jarang memiliki lahan terbuka yang cukup, karena keterbatasan lahan.
Awal mula UI memilki kawasan hijau ketika kampus UI pindah dari Salemba ke Depok pada sekitar tahun 80-an. Dibentuklah tim master plan khusus mengenai hutan kota dan tata air, lalu terbentuklah hutan kota yang didominasi oleh tanaman akasia mangium.
Setelah lebih dari 25 tahun kondisi tanaman akasia yang terdapat pada hutan kota UI sudah memasuki usia tumbuh yang maksimal. Berdasarkan litelatur usia tanaman pada masa 15-20 tahun sudah harus diganti. Secara faktual juga banyak ditemui pohon yang sudah keropos, melengkung bahkan mati secara alami.
Melihat fenomena tersebut pihak UI pun meminta bantuan kepada para stakeholder. Salah satunya ditujukan kepada Pertamina untuk ikut serta dalam Program Revitalisasi Hutan Kota & Area Akademik Universitas Indonesia.
Manager CSR PT Pertamina (Persero) Ifki Sukarya menjelaskan bahwa Pertamina mendukung usulan tersebut, karena sejalan dengan program CSR Pertamina bidang lingkungan, yakni “Menabung 100 Juta Pohon” di Indonesia, termasuk di kawasan kampus. Seperti di Universitas Indonesia (Depok), Universitas Andalas (Padang), dan Universitas Padjadjaran (Bandung).
Program bersama UI ini dimulai ketika penanaman secara simbolik yang dilakukan oleh Direktur SDM PT Pertamina (Persero) Evita M. Tagor didampingi oleh Corporate Secretary Nursatyo Argo. Penanaman simbolik ini dilaksanakan di Universitas Indonesia pada 26 November 2012 disela-sela pembukaan Olimpiade Sains Nasional (ONS) Pertamina.
Sebanyak 26.265 bibit tanaman bantuan dari Pertamina mulai ditanam pada bulan Maret - April 2013. Penanaman 42 jenis tanaman dilaksanakan selama satu tahap di kawasan hutan kota dan area akademik. Hutan kota meliputi Wales Barat, Wales Timur dan Vegetasi Asli. Sedangkan Area Akademik dibagi menjadi Area Akademik (Vokasi) dan Area Akademik yang berbatasan dengan penggarap lahan.
Menurut Ismail Sumawijaya Asisten Kasubdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK), pembagian area penanaman ini berdasar jenis dan peruntukannya. “Untuk Wales Barat berarti kita menanam tanaman yang berendimik di kawasaan Indonesia barat, Wales Timur berisi tanaman yang berasal dari Indonesia timur, sedangkan Vegetasi Asli itu biasasnya tanaman lokal Jakarta dan Depok” tambah Ismail.
Wales Barat diantaranya ditanami Mahoni, Puspa dan Damar. Sedangkan di Wales Timur terdapat Buni dan Cempaka, selain dua jenis itu ada satu tanaman yang harus mendapatkan perlakuan khusus, yaitu Buah Merah yang berasal dari Papua. Pertumbuhan tanaman ini tiap tahunnya berbeda dengan tanaman akasia. ”Butuh waktu yang lama, sekarang masih persemaian jika tinggi nya sudah cukup akan kita tanama di wales timur,” papar Ismail. Tanaman buah yang menjadi pilihan utama untuk ditanam di Area Akademik yaitu Belimbing Dewa yang menjadi tanaman khas wilayah Depok, Selain kekhasannya, Belimbing Dewa dipilih karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Khusus wilayah Vokasi, UI melibatkan warga untuk menggarap lahan. 31 warga berpartisipasi menanam buah Belimbing Dewa. Diharapkan dengan keunggulan Belimbing Dewa membawa dampak postif bagi perekonomian penggarap dan warga sekitar.
Dalam perjalanannya program ini tidak lepas dari kendala, cuaca yang tidak menentu sedikit mengganggu. Kadang pula Rusa yang lepas dari kandang suka memakan dedaunan yang masih muda. Untuk menanggulanginya, dilakukan monitoring secara berkala. Jika ada tanaman yang keropos atau mati akan dilakukan proses penyulaman seperti yang dilakukan di Wales Barat pada 25 Mei 2013 dan Wales Timur pada 23 Juli 2013. Apabila ditemukan rumput liar di beberapa petak akan dilakukan pembersihan dan biasanya dikerjakan oleh warga. Hal ini bagus karena di sisi lain masyarakat ikut berkontribusi dalam proses perawatannya. Ismail juga menegaskan ketika meminta bantuan kepada Pertamina untuk program revitalisasi ini jangan hanya untuk menanam saja tetapi tidak dipelihara dengan baik. “Karena sekarang dipelihara dengang baik, bisa lihat sekarang warga terlibat dan tanaman tetap tumbuh” papar Ismail.
Jika ditanya mengenai manfaat yang sudah dirasakan oleh masyarakat sekitar maupun civitas UI bisa diajawab dengan segar dan sejuknya udara di wilayah kampus UI Depok. “Sekarang kalau dilihat hari minggu pasti rame di kawasan kampus UI, karena bisa dibilang warga sekitar itu bias refreshing, merasakan kesejukan area kawasan hijau,” tegas Ismail. Ismail juga berpendapat dengan program Revitilisasi Hutan Kota UI ini akan membatu Pemerintah Depok untuk membentuk kawasan hijau.