JAKARTA - Sampah itu bau, jorok dan tidak berguna karena sampah tetaplah sampah. Itu adalah anggapan yang salah. Jika kita pandai mengelola sampah, selain bernilai ekologis bagi lingkungan, sampah juga bernilai ekonomis dan menjadi sumber pendapatan.
Hal itu pula yang dilakukan oleh Refinery Unit (RU) III Plaju bersama Kelompok Sinar Fajar (Plaju) dan Kelompok Kecamatan Banyuasin I. Mereka menciptakan hasil kerajinan menarik berbahan dasar sampah plastik anorganik seperti tas, sandal, dompet, gantungan kunci, tirai, bros dan hiasan bunga.
Suwarni, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Tegal Binangun Kelurahan Plaju Darat menyambut gembira program Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan oleh RU III untuk pelatihan pemanfaatan sampah anorganik.
“Selama ini kami tidak pernah menoleh dengan sampah dan kami anggap remeh. Tapi sejak ada program ini, kami merasa sangat beruntung dan senang sekali mendapatkan ilmu yang bermanfaat,” ucap Suwarni.
Tadinya dirinya tidak pernah terpikirkan sampah-sampah tersebut bisa bermanfaat dan menghasilkan barang-barang kerajinan. Namun setelah mengikuti pelatihan, Suwarni bersama para ibu rumah tangga lainnya memanfaatkan waktu luangnya dengan mengerjakan kerajinan tangan tersebut.
“Ini adalah sampah-sampah rumah tangga yang sehari-hari kita gunakan yang berbahan plastik,” ujar Suwarni saat memberikan workshop di stand Pertamina dalam Pameran Pekan Lingkungan Indonesia & CSR di Jakarta Hall Convention Center (JHCC).
Menurutnya, produk yang telah diolah bersama dengan kelompoknya bisa dijual kembali dan terkadang ada pesanan untuk souvenir pernikahan. Disamping itu pula, dirinya diundang untuk mengisi kegiatan PKK di tiap kelurahan, Dharma Wanita dan ibu-ibu arisan untuk mengajarkan bagaimana membuat produk dari sampah plastik rumah tangga.
Public Relation Officer RU III - Palembang Siti Rachmi Indahsari mengatakan pada tahun 2012 RU III Plaju memiliki Mitra Binaan untuk pengelolaan sampah organik. “Karena melihat penumpukan sampah anorganik, kami melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mengelola sampah anorganik sehingga memiliki nilai ekonomis. Kami berikan pelatihan, dan sekarang sudah terlihat hasilnya,” jelasnya. (IK)