Lhokseumawe – Gizi buruk menjadi salah satu masalah yang dihadapi sejumlah Puskesmad di Lhokseumawe. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan makanan yang bernilai gizi serta kondisi ekonomi yang minim, menjadi penyebab banyaknya ditemukan kasus gizi buruk dan kekurangan gizi pada balita.
Kasus tersebut ditemui di beberapa puskesmas, termasuk di Puskesmas Banda Sakti, Puskesmas Blang Mangat, Puskesmas Hagu Selatan dan Puskemas Mengeudong. Di empat Puskesmas yang berada di sekitar daerah operasi Terminal BBM Lhokseumawe tersebut tercatat 81 balita menderita kurang gizi dan 19 balita mengalami gizi buruk.
Karena itu Terminal BBM Lhokseumawe mewujudkan kegiatan tanggung jawab sosial Pertamina di bidang kesehatannya dengan memberikan bantuan paket asupan makanan bergizi bagi 100 balita di empat puskesmas tersebut.
Operation Head (OH) TBBM Lhokseumawe Mukhzammy menyerahkan paket bantuan tersebut pada Sabtu (15/6) di Puskesmas Banda Sakti Lhokseumawe. Dalam sambutannya, Mukhzammy menyampaikan besarnya perhatian Pertamina dalam upaya peningkatan gizi balita. Perhatian tersebut sudah dilakukan lewat program Pertamina Sehati, yang tahun ini mendapat penghargaan sebagai program yang mendukung upaya pemerintah dalam mencapai tujuan Millennium Development Goals (MDG’s0
“Kami sangat concern dengan kesehatan balita yang merupakan harapan kita bersama untuk dapat meneruskan perjuangan kita untuk masa depan. Mari sama- sama kita bekerja untuk dapat membantu balita yang kekurangan gizi, sehingga nantinya dapat melahirkan balita yang sehat dan cerdas tentunya,”ujar Mukhzammy
Sementara itu, dr.Amroelloh Kepala Puskesmas Banda Sakti menyatakan perhaitan Pertamina kepada balita gizi buruk dan kurang gizi, patut diapresiasi dan mendapat dukungan dari lembaga resmi lainnya. Karena masalah gizi buruk dan kekurangan gizi tidak bisa serta merta dihapuskan dalam waktu singkat. Namun memerlukan proses panjang dan perlu adanya pendampingan dari penyuluh kesehatan dan penggerak Posyandu. “Bagaimanapun juga Pertamina telah menjadi pelopor peningkatan gizi balita di wilayah kami dan kahi berharap kegiatan ini bisa berkesinambungan khususnya dalam upaya menggerakkan serta menggiatkan kembali kegiatan Posyandu,”pungkas Amroellah.