JAKARTA – Seiring bertambahnya jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia, masyarakat melakukan pembelian secara masif berbagai produk yang dianggap dapat digunakan untuk mencegah penularan virus, seperti masker, sabun, multivitamin dan hand sanitizer. Akibatnya, terjadi kelangkaan untuk produk-produk tersebut. Jika tersedia di pasaran, harganya pun melambung. Untuk hand sanitizer misalnya, di berbagai toko harganya naik hingga 400% dari harga awal.
Merespon hal tersebut, Universitas Pertamina memproduksi hand sanitizer di laboratorium Kimia Terintegrasi, Program Studi Kimia sejak 16 Maret 2020. Produk hand sanitizer tersebut terdiri dari campuran bahan-bahan antiseptik berupa alkohol 96%, H2O2, gliserol dan aqua dm steril, serta campuran pewangi yang aman bagi kulit. Bahan-bahan tersebut dapat membunuh beragam bakteri dan virus dengan cara melumpuhkan jaringan protein yang ada di dalam bakteri dan virus, atau merangsang proses denaturasi yang membuat bakteri dan virus terurai.
Selain digunakan di area kampus, pada (2/4), Universitas Pertamina menyalurkan 21 liter hand sanitizer kepada masyarakat di sekitar lingkungan kampus, yakni di RT 09 RW 12 dan RT 03 RW 12, Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penyaluran hand sanitizer tersebut dilakukan sebagai bentuk kontribusi Universitas Pertamina terhadap pencegahan penyebaran COVID-19 sekaligus sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.
Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi (LPPMI) Universitas Pertamina Wahyu Agung Pramudito, Ph.D menyampaikan, produksi hand sanitizer ini akan terus diupayakan dengan melibatkan dosen dan staf.
“Harapannya, di tengah kelangkaan produk hand sanitizer ini, masyarakat khususnya di sekitar wilayah kampus akan terbantu dengan adanya hand sanitizer yang diproduksi oleh Universitas Pertamina dengan harapan memutus rantai penyebaran COVID-19,” ujarnya.*UP