JAKARTA - Semangat milenial sebagai masa depan kemajuan industri migas Indonesia ditunjukkan dalam keseruan talkshow NGOPI NGEGAS x TEMU NETIZEN XVI “Anak Negeri Kelola Migas, BISA!”, yang diadakan di CoHive, Jakarta, pada Kamis (12/9). Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu yang menjadi salah satu narasumber, sangat surprise acara berlangsung hangat dan netizen milenial sangat antusias.
“Mereka mendengar dengan baik dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sangat kritis, tajam, dan sangat berkualitas,” ujar Dharmawan.
Dalam kesempatan itu, Dharmawan memaparkan tentang bagaimana Pertamina terus agresif mencari minyak dan gas. “Saat ini kita mempunyai produksi yang besar hampir 50 persen. Kalau Blok Rokan masuk pada tahun 2021, menjadi 60 persen,” ujarnya. Ini menjadi tantangan sebagai satu-satunya BUMN energi karena seluruh mata tertuju kepada Pertamina.
Menurutnya, semua tantangan harus dilihat sebagai peluang yang harus bisa dibuktikan oleh anak negeri. “Kita tidak punya opsi lain kecuali sukses dan berhasil dalam mengelola migas,” sambungnya.
Terkait kemampuan anak negeri mengelola migas, Dharmawan yakin bisa, jangan diragukan. “Keberhasilan Pertamina menjadi operator migas di Aljazair menjadi salah satu bukti bahwa anak negeri mampu bersaing di dunia migas internasional,” imbuhnya.
Dharmawan menegaskan, kuncinya adalah confidence, namun jangan cepat merasa puas dan selalu belajar. "Kita tidak akan menjadi the most brilliant person in the world, tapi kita bisa lakukan apapun yang harus kita lakukan dengan cara terbaik,” pesan pria yang biasa disapa Pak DH.
Saat ini, pemerintah telah mempercayakan blok-blok migas raksasa terminasi dalam negeri untuk dikelola oleh Pertamina. "Ini juga menjadi bukti nyata bahwa kita mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam mengelola hulu migas," tukasnya.
Selain Direktur Hulu Pertamina, Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffe Arizon Suardin dan Prof. Ir. Mukhtasor M.Eng., Ph. D juga menjadi narasumber.
Jaffee memaparkan bagaimana peran anak negeri mengelola migas salah satunya kontribusi yang ditunjukkan Pertamina dalam peningkatan produksi migas dalam negeri. Tahun 2018, pemerintah memutuskan Blok Rokan akan dioperasikan Pertamina tahun 2021. “Pada 2017, produksi minyak nasional itu 23 persen di tangan Pertamina. Seiring berjalan waktu, nanti 2021 produksi minyak nasional 60 persen ada ditangan Pertamina,” ujar Jaffee.
Menurutnya, di luar negeri juga banyak anak negeri yang mengoperasikan lapangan-lapangan migas yang sangat sulit dan kompleks. "Hampir di setiap lapangan migas besar di dunia ada orang Indonesia,” kata Jaffee yang juga biasa disapa Buyung.
Sementara itu, Prof. Ir. Mukhtasor M.Eng., Ph. D menyebutkan, pengelolaan migas lebih dari sekadar bisa memproduksi minyak atau menyediakan BBM. “Bagi negara, migas adalah modal pembangunan. Artinya, migas sebagai komoditas harus bisa berkontribusi pada tiga hal, yakni mendorong perekonomian, meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, dan menciptakan lapangan kerja,” ujar guru besar ITS tersebut.
Ia menegaskan, yang terpenting setiap anak negeri harus bisa menakar bakat dan kemampuan diri sehingga jika menjadi pengelola migas sesuai dengan kapabilitasnya.
Salah satu peserta talkshow, Devi Ayu Gumilang, mahasiswa Prodi Hubungan Internasional (HI) Universitas Pertamina mengatakan kegiatan ini sangat bagus disuguhkan untuk kaum milenial agar mengenal lebih jauh tentang kiprah industri migas di Indonesia. “Pertamina memberikan edukasi migas kepada kami sebagai ujung tombak kemajuan bangsa masa depan,” jawab Devi dengan penuh semangat.
Tak berbeda dengan Devi, Michelle, mahasiswa Teknik Geologi Universitas Trisakti berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut setiap tahun dan mengundang mahasiswa seluruh Indonesia yang tertarik dengan dunia migas.
Selain membahas tentang migas, acara yang diinisiasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), beserta Pertamina tersebut juga diisi dengan sharing session bagaimana membuat konten yang menarik di sosial media. Di hadapan 100 milenial terpilih dari 1.000 netizen dari berbagai universitas yang mendaftar, Martin Anugra dan Ibob Tarigan dari Cameo Project berbagi tips menjadi seorang content creator di era digital ini.
Pertama, mencari keresahan dari diri sendiri, bukan keresahan orang lain. Kedua, menjadi content creator jangan bertujuan mencari uang, tapi mengembangkan kepribadian diri. Ketiga, jangan memaksakan diri jadi content creator kalau memang bukan panggilan hati.*EM/ft. TA