MENTAWAI – Tris, pemuda asli Kepulauan Mentawai sangat senang ketika lembaga penyalur BBM Satu Harga didirikan di empat kecamatan di wilayah tersebut. Menurut pria berusia 28 tahun itu, ia merasa terbantu dengan kehadiran SPBU Kompak yang baru diresmikan, pada Senin (25/2/2019).
“Saya senang ada SPBU BBM Satu Harga di sini. Selain tak perlu lagi beli di eceran, saya jadi lebih irit pakai BBM karena harganya sama dengan di kota lainnya di Indonesia,” ujarnya.
Pria yang berprofesi sebagai pegawai honorer Pemda Mentawai tersebut menjelaskan, biasanya ia beli BBM dua liter per hari dengan harga per liter antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun, mulai hari ini, ia sudah mengkalkulasi, dari uang Rp 20.000 – Rp 30.000 yang ia keluarkan per hari, sebagian bisa ia tabung untuk keperluan lainnya.
Hal senada disampaikan Supardi, warga transmigrasi yang membuka lahan Mentawai sejak tahun 1995. Pria yang berprofesi sebagai petani tersebut sangat merasakan manfaat kehadiran BBM Satu Harga di Sipora Selatan.
“Dulu, sebelum ada BBM Satu Harga, saya beli BBM rata-rata Rp 20 ribu atau Rp 30 ribu per liter. Ini sangat meringankan untuk kami, angkut hasil tani,” tukasnya.
Pria berusia 60 tahun itu mengaku, jika harga BBM di Mentawai sama dengan kota lain, pasti akan menurunkan harga-harga kebutuhan pokok. “Semoga BBM Satu Harga semakin merata karena memang sangat dibutuhkan masyarakat. Transportasi murah, pasti harga-harga lainnya murah juga," imbuhnya.
Setali tiga uang dengan Tris dan Supardi, Nov Effendi juga merasakan hal yang sama. Sebagai kurir, dalam sehari ia biasanya menghabiskan lima liter BBM untuk mengantarkan barang ke berbagai wilayah di Kepulauan Mentawai. “Kalau biasanya uang Rp 50 ribu cuma untuk satu hari, sekarang bisa untuk dua hari,” ujarnya senang.
Sekarang, ketiga pria tersebut memiliki harapan yang sama, yaitu yang terpenting pasokan BBM Satu Harga selalu ada dan distribusi lancar ke empat SPBU Kompak di Kepulauan Mentawai.•TA