JAKARTA – Pertamina kembali menggelar Earning Calls yang digelar secara virtual, pada Senin 16 Agustus 2021. Kegiatan ini membahas seputar kinerja dan pencapaian perusahaan pada kuartal kedua tahun 2021, yang dipaparkan langsung oleh Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini.
Emma menuturkan bahwa terjadi penurunan sekitar empat persen dalam hal produksi. Dimana jumlah produksi pada kuartal dua 2021 sebesar 850 MBOEPD. Angka tersebut sedikit rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 884 MBOEPD.
“Meskipun penjualan BBM pada akhir periode meningkat, namun permintaan migas belum sepenuhnya pulih ke level sebelum Pandemi Covid-19,” jelasnya.
Sementara untuk sektor hulu, lanjutnya, juga mengalami penurunan sekira 4 persen karena penurunan alami (decline), pemeliharaan fasilitas dan pandemic Covid-19. Kondisi serupa juga terjadi pada lifting yang lebih rendah 7 persen dari periode sebelumnya. Untuk volume penjualan juga mengalami peningkatan, terlebih saat ini mobilitas masyarakat kembali meningkat.
Terkait kinerja keuangan, Emma mengatakan bahwa pada kuartal kedua 2021 ini masih menunjukan tren positif. Hal tersebut ditunjukan dengan peningkatan revenue sebesar 23 persen. “Semua indikator keuangan mulai dari gross margin, profit margin, EBITDA margin menunjukkan peningkatan positif dibandingkan kuartal kedua tahun lalu,” ucap Emma.
Dikatakan Emma posisi keuangan perusahaan lebih kuat jika dibandingkan akhir tahun 2020. Hal itu didukung oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan, kenaikan harga minyak mentah, serta peningkatan volume penjualan. “Secara keseluruhan posisi kas kami per triwulan II 2021 dapat dikatakan posisi kas kami tetap lebih baik dibandingkan dengan akhir tahun 2020. Sehingga semua rasio keuangan dapat dipertahankan pada level dan dalam kondisi yang baik,” bebernya.
Emma menambahkan, Pertamina juga telah melakukan beragam upaya maupun inovasi dalam menghadapi triple shocks seperti halnya tahun lalu guna meminimalisir dampak pada kinerja keuangan perusahaan. Antara lain adalah menghemat OPEX maupun CAPEX, yang diterapkan di lingkungan Pertamina Group.
Selanjutnya ialah meningkatkan produksi minyak dan gas. Memaksimalkan produksi produk kilang yang memiliki peluang ekspor. Ini adalah sesuatu yang memberi kami margin yang lebih tinggi juga. Kemudian mengoptimalkan program loyalitas dan diskon Pertamina untuk meningkatkan pendapatan dan mempertahankan pelanggan, sekaligus membantu pelanggan selama pandemi Covid-19.
Kemudian manajemen lindung nilai, yang aktif untuk memitigasi risiko nilai tukar dan meningkatkan kinerja arus kas, mengoptimalkan faktor beban dalam pengiriman untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi biaya, serta meningkatkan perdagangan dan transportasi gas.
Perusahaan juga mengimplementasikan sentralisasi pengadaan untuk mencapai penghematan biaya, khususnya di Subholding Upstream serta prioritas belanja modal. “Ini langkah strategis yang akan kami lakukan selama 2021 untuk memitigasi semua tekanan triple shock,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini Emma juga memaparkan terkait restrukturisasi bisnis yang dilakukan Pertamina, yakni dengan dibentuknya Holding-Subholding. Dimana Holding memiliki peran dalam menentukan strategi dan pedoman kebijakan. Mengintegrasikan portofolio dan sinergi bisnis di seluruh Pertamina Group, serta mempercepat pengembangan bisnis baru.
Sedangkan Subholding mendorong keunggulan operasional yang lebih fokus melalui pengembangan skala bisnis. Mempercepat pengembangan usaha dan kemampuan dalam bisnis yang sudah ada dan baru, serta eningkatkan kemampuan dan fleksibilitas kemitraan dan pendanaan.
Pada aspek Environmental, Social, Governance (ESG), Pertamina memprioritaskan beberapa inisiatif strategis untuk tahun 2021. Antara lain mengatasi perubahan iklim, melindungi keanekaragaman hayati, kesehatan dan keselamatan, inovasi dan penelitian, keterlibatan dan dampak komunitas, keamanan siber dan etika perusahaan.
Pertamina juga terlibat aktif dalam penanganan Covid-19 di tanah air. Salah satu bukti pengabdian perusahaan kepada Indonesia ialah dengan menggulirkan program donasi terkait sarana prasarana penanganan pandemi. Mulai dari fasilitas kesehatan, hingga bantuan terhadap masyarakat yang terdampak melalui program CSR.
Sebagai upaca pencegahan penyebaran Covid-19, perusahaan juga menerapkan kebijakan sistem bekerja dari rumah (WFH) dan WFO untuk pekerjaan tertentu. Selain itu ada juga program percepatan vaksinasi bagi pekerja dan keluarga.
Masih menurut Emma, sejumlah pemangku kepentingan juga mengapresiasi kinerja Pertamina yang dinilai solid dan berkelanjutan. Penghargaan yang diterima perusahaan berasal dari dalam maupun luar negeri. Antara lain Pertamina berada di peringkat 287 dalam daftar fortune global 500 dan merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut. Penghargaan Asia Best SDG reporting di 6th Asia Sistainability Reporting Awards (ASRA). *STK/PW/IN