YOGYAKARTA – Pada Senin (15/4/2019), Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng berkesempatan berbagi pandangan dan pengalamannya dalam mengelola perusahaan dan pandangannya terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Gagasannya disampaikan dalam sebuah sesi kuliah umum yang bertemakan, “BUMN - Lembaga Pelaku Ekonomi Negara Dan Politik Ekonomi Inklusif Melalui BUMR”. Acara diselenggarakan di Aula University Club Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dihadiri sekitar 400 peserta.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dholly Arifun Dhalia selaku Vice President Promotion & Marketing Communications PT. Pertamina (Persero), Tengku Fernanda selaku GM Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV, Wakil Rektor UGM Dr. Paripurna P. Sugarda, M.Hum, LLM serta segenap civitas akademika Universitas Gadjah Mada.
Tanri Abeng mengungkapkan, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak potensi dan kaya akan sumber daya alam. Oleh karena itu, semua potensi perlu dikelola dengan baik sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945. BUMN sebagai Badan Usaha Milik Negara pun saat ini terus tumbuh dan harus terus mampu memiliki daya saing.
“BUMN sudah maju pesat, swasta sudah maju pesat, perusahaan asing sudah sangat maju, tetapi koperasi di dalam negeri masih tertinggal, manajemen profesional pun adalah basis dari kemajuan bangsa itu sendiri” kata Tanri.
Tanri juga menambahkan bahwa ada potensi yang besar dan memiliki kontribusi terhadap perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu melalui koperasi dan UMKM (Usaha Mikro dan Kecil Menengah). UMKM memiliki persentase sebesar 99,9 persen dari seluruh unit usaha yang berada di Indonesia. Tanri meyakini perekonomian Indonesia bakal maju jika didukung proses Politik Ekonomi Inklusif.
Politik Ekonomi Inklusif sendiri merupakan pengelolaan beberapa sektor unggul di Indonesia diantaranya seperti sektor pangan, sektor pertanian, sektor kelautan, dan sektor pariwisata. “Politik Ekonomi Inklusif merupakan konsep pengelolaan sektor unggul Indonesia yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia yang memiliki jiwa entrepreneurship, profesional, dan ahli di bidangnya serta didukung oleh peran pemerintah,” terang Tanri.
Pada kesempatan itu, Tanri juga menjelaskan salah satu cara untuk membesarkan UMKM sekaligus meningkatkan produktivitasnya, adalah mendirikan Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR). Menurutnya, BUMR akan membuat UMKM untuk dapat dikelola dengan profesional dan mengorganisasikannya secara sistematis. Konsep BUMR bekerja dengan mengkolaborasikan koperasi dan UMKM serta dengan BUMN sebagai pelaku ekonomi.
Di hadapan peserta kuliah umum, Tanri Abeng pula meluncurkan sebuah buku yang berjudul, Pelajaran Bagi Bangsa, 50 Tahun Kinerja Profesional Tanri Abeng. Buku yang ditulis oleh peneliti Fachry Ali ini, banyak mengulas tentang pandangan, pengalaman dan perjalanan karier seorang Begawan Manajemen Indonesia tersebut.*MOR IV