Bandung – Tahun 2025 adalah seperempat abad ke-21 telah dilalui. Bagi Pertamina, itulah salah satu milestone yang menentukan dalam lintasan sejarah BUMN bidang energi milik bangsa ini. Pasalnya pada tahun tersebut Pertamina menargetkan masuk dalam Fortune 100. Sedangkan untuk bisa mewujudkannya Direktorat Hulu harus mampu menaikkan nilai produksi menjadi 2,2 juta BOEPD.
Senior Vice President (SVP) Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation, Djohardi Angga Kusumah menyatakan target 2,2 juta BOEPD itu bukanlah mimpi, tetapi angka yang realistis hasil kalkukasi target capaian produksi dari berbagai sektor. Di antaranya sumbangan dari Algeria sebanyak 430 ribu BOEPD, Irak 200 ribu BOEPD, kemudian dari CBM dan shale gas diharap menghasilkan 200 ribu BOEPD.
Produksi lokal dari anak perusahaan, PT. Pertamina EP (PEP), PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT. Pertamina EP Cepu (PEPC) diusahakan meningkat dari 450 ribu BOEPD menjadi 800 ribu BOEPD. Kemudian tambahan dari EOR dan program lain sebesar 100 ribu BOEPD. Sehingga pada 2025 diprediksi PEP, PEPC, PHE, bisa memproduksi 900 ribu BOEPD. Di samping itu, juga kontribusi 300 ribu BOEPD dari sumber baru seperti Mahakam dan yang lainnya menggenapkan nilai produksi pada 2025 mendatang.
Djohardi menegaskan bahwa hal pertama yang harus dilakukan untuk mencapai target Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang telah ditetapkan adalah menyelaraskan strategi dan kebijakan, serta secara kreatif menentukan skala prioritas dalam pekerjaan yang akan mengarah ke produksi 2,2 juta BOEPD tersebut. Oleh karena itu, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. “Ini adalah challenge kita di Anak Perusahaan Hulu (APH). Oleh sebab itu kita perlu menstandarisasi pilar-pilar utama yaitu Exploration Way, Development Way, Production Way, PGE Way, dan Drilling Way agar terbina keselarasan gerak antara Direktorat Hulu dan APH”, ucapnya dengan semangat di hadapan peserta Workshop Realisasi RKAP 2013 dan Target RKAP 2014 di Bandung (17-18/1).
Menggarisbawahi betapa pentingnya kreatifitas dalam menentukan target dan langkah pencapaian, Djohardi juga menekankan, “Kreatif adalah kunci untuk bisa menumbuhkembangkan bisnis ini demi kemakmuran negeri. Oleh sebab itu, to be creative, creativity, growth and prosperity akan menjadi moto dan mindset yang dipakai oleh seluruh jajaran Dit. Hulu dan APH ke depannya,” tandas Djohardi.•HULU