BALIKPAPAN– Ratusan pekerja Pertamina RU V beserta puluhan mahasiswa dan dosen dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta berkumpul di hotel Novotel Balikpapan pada (3/3) dalam rangka menghadiri seminar Energi yang bertemakan Potensi Energi Indonesia : Menuju Kedaulatan Energi Nasional. Mahasiswa dan dosen yang hadir berasal dari Institut Teknologi Kalimantan, STT Migas, Politeknik Negeri Balikpapan, dan Universitas Balikpapan.
Acara yang merupakan Grand Kick Off Bulan Energy & Reduce Loss 2020 ini dibuka oleh General Manager RU V Mulyono, serta turut hadir jajaran manajemen RU V dan para pembicara yang telah diundang. Mengacu pada tema, Pertamina mendatangkan pembicara yang kompeten di bidangnya yaitu Dr. Hariyanto selaku Direktur Konservasi Energi dari Kementerian ESDM RI, Dr. Salis selaku President Director Digital Energy Asia, dan Litta Ariesca selaku Corporate Head Business Strategic Planning & Portfolio PIMR PT Pertamina (Persero).
“Sempat vakum selama 4 tahun, rangkaian bulan energi ini dilaksanakan kembali pada tahun ini dengan semangat yang baru. Dengan mengadakan seminar ini diharapkan akan meningkatkan kepedulian dan menambah wawasan terkait kondisi energi nasional kepada para pekerja dan masyarakat," ujar Mulyono.
Adapun tujuan diadakannya kegiatan ini selain menambah wawasan juga sebagai forum diskusi antar pekerja dan mahasiswa dengan praktisi yang professional di bidangnya, dalam hal ini energi. Selain itu juga bentuk dorongan bagi para pekerja untuk terus berinovasi dan meningkatkan awareness sehingga memberikan nilai tambah dan kontribusi bagi perusahaan.
Pembicara pertama membahas mengenai Outlook Energi Indonesia dan kebijakan energi terbarukan dan konservasi energi dibawakan oleh Dr. Hariyanto. Sebuah kebijakan pengimplementasian Biodiesel 30% (B30) yang diberlakukan sejak tahun 2020 adalah salah satu bentuk solusi untuk menurunkan defisit transaksi impor solar dan pemerintah akan terus memberikan tantangan bagi erusahaan yang bergerak di bidang energi untuk terus berinovasi.
Litta meneruskan materi mengenai peran Pertamina dalam ketahanan energi nasional sekaligus menjawab tantangan dari Kementerian ESDM bahwa Pertamina terus berinovasi terutama pada teknologi yang mendukung green transformation, konservasi energi, dan energi baru terbarukan. Untuk mendorong keamanan energi dan menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia , beberapa langkah yang dilakukan oleh Pertamina yaitu meningkatkan daya saing kilang melalui RDMP, memberikan layanan terbaik bagi masyarakat melalui program BBM 1 Harga, mengoptimalisasikan konten lokal dan sinergi dengan industri nasional, dan menangkap potensi nasional ke pasar internasional seperti drilling services, refinery, dan lain-lain.
Pada paparannya, Indonesia juga memiliki sumber panas bumi nomor dua terbesar di dunia. Hal ini ditangkap oleh pemerintah dan Pertamina sendiri sebagai sebuah sumber energi baru terbarukan di mana saat ini Pertamina Geothermal Energy telah memiliki sekitar 30% lebih pembangkit listrik Gheotermal yang terpasang dari total 2.110 di seluruh Indonesia.
Tak kalah menarik, pembicara ketiga, Dr. Salis juga memberikan banyak insight dan wawasan mengenai teknologi yang dapat diterapkan di dunia energi untuk meringankan beban operasional namun, tantangannya adalah kembali ke Sumber Daya Manusia yang harus mumpuni dan juga tingkat kompleksitas yang ada. Transformasi dan penerapan teknologi ini juga banyak memberikan manfaat terutama efisiensi dari segi finansial. Salis juga menambahkan bahwa sudah sepatutnya Pertamina melek terhadap perubahan ini untuk terus survive dan saat ini progres Pertamina sangat baik.
Kegiatan seminar merupakan satu dari serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan lainnya berupa lomba poster dan video hemat energi untuk internal dan eksternal Pertamina, Boiler Course, akreditasi BFO, Workshop Reduce Oil Loss, sosialisasi budaya hemat energi dan cerdas cermat, dan di akhir bulan Maret RU V berpartisipasi pada earth hour. “Kegiatan bulan energi juga tidak hanya hingga bulan Maret saja, namun ada beberapa kegiatan yang hingga akhir tahun yaitu, Steam Leak Competition, Energi Saving Competition dan Frontline Engagement Loss Competition," tutup Mulyono.
Refinery Unit (RU) V Balikpapan merupakan salah satu Unit Bisnis Direktorat Pengolahan Pertamina yang produknya disalurkan ke kawasan Indonesia bagian Timur dan beberapa produk disalurkan ke Indonesia bagian Barat dan diekspor. Produk-produk yang diproduksi meliputi Bahan Bakar Minyak/BBM (Premium, Kero, Solar, Pertadex & Pertamax), Non Bahan Bakar Minyak/NBBM (Smooth Fluid 05), dan LPG.
Berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, RU V telah beroperasi sejak 1922 dan saat ini memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia. Lokasi RU V sangat strategis untuk memasok kebutuhan BBM di kawasan Indonesia Timur, dan didukung oleh jaringan distribusi yang baik, mencakup pipa distribusi,kapal tanker, serta moda transportasi darat.
Refinery Unit V memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah 260 MBSD setara 25% dari kapasitas intake nasional dan market share BBM 15,6 % skala nasional.
Kapasitas kilang RU V ditargetkan untuk dikembangkan sebesar 100 MBSD menjadi 360 MBSD melalui Program Refinery Development Master Plan (RDMP).•RU V