LHOKSEUMAWE - Sebagai upaya ekspansi bisnis perusahaan, Perta Arun Gas (PAG) secara rutin melatih kesiapsiagaan para pekerja dalam menghadapi kondisi bencana dan krisis. Salah satunya melalui kegiatan latihan tanggap darurat dengan emergency drill saat pelepasan Quick Connect & Disconnect Coupler (QCDC) Marine Loading Arms (MLA).
Corporate Secretary PAG, Hatim Ilwan dalam rilis yang diterima Energia pada 10 Agustus 2021, menjelaskan kegiatan bertujuan melatih kemampuan dan kesigapan para personel dalam berkoordinasi pada pelepasan Marine Loading Arms menggunakan fasilitas QCDC.
“Para personel dilatih kesiapsiagaannya jika terjadi kondisi membahayakan dalam proses bongkar (unloading) atau pemuatan (reloading) LNG di Terminal PAG seperti kebocoran besar LNG, kebakaran/ledakan, cuaca ekstrim dan lain sebagainya yang mengharuskan kapal segera keluar," ujarnya.
Lebih lanjut, kegiatan ini sangat penting mengingat PAG sebagai satu-satunya perusahaan regasifikasi di Sumbagut dengan lokasi yang sangat strategis, di Kota Lhokseumawe. ”Aspek keselamatan para pekerja menjadi prioritas. Selanjutnya para personel juga diwajibkan mampu mengelola manajemen krisis secara cepat dan tepat sasaran,” tegas Hatim.
Dikatakan, skenario diawali kebocoran di upstream HV-6820A menyusul terjadinya pecah flange sebagaimana dikabarkan oleh Jetty Operator ke Loading Master selaku penanggung jawab unloading/reloading di kapal. Aksi cepat dan tepat dengan koordinasi ke pihak kapal LNG dan Regas control room untuk mengaktifkan emergency shutdown agar kebocoron terhenti, dengan menyatakan emergency declare melalui alarm darurat sirine.
Selanjutnya tim Regas Operator, Dock Crew, Agen dan Pandu/Pilot beserta harbor tug bergegas menuju kapal LNG yang sedang sandar untuk unberthing sebagai penyelamatan kapal, dock crew melepaskan QCDC setelah MLA dilakukan proses drain & purge dengan nitrogen. Fire Shift Supervisor, Fire Brigade dan Tim Medis meluncur ke lokasi, dan mempersiapkan peralatan.
“Pada saat drill, komunikasi lintas fungsi dengan Emergency Channel terus dilakukan agar semua pihak dan fungsi terkait merespon cepat,“ tambah Hatim. Proses drill berjalan dangan baik, aman dan lancar serta sesuai dengan target release/unberthing kapal dalam range waktu di bawah 15 menit.
Diakhir kegiatan, Technical & Operation Director PAG, Yan Syukharial langsung memimpin rapat evaluasi emergency drill bersama tim manajemen, seluruh parties dan dihadiri juga oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran & Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Lhokseumawe selaku Otoritas Kepelabuhanan sebagai External Observer.
KSOP menyampaikan, Emergency Drill telah dilaksanakan dengan sangat baik sesuai standar internasional. “Berkat kerjasama yang baik dan respon seluruh tim emergency bersama pihak terkait, kejadian ini tidak berakibat fatal dan tidak sampai mengganggu operasional kilang,” pungkas Hatim. *PAG