JAMBI – Dalam upaya mengoptimalkan upaya pencapaian target produksi Migas nasional, PT Pertamina EP Asset 1 menggelar acara Workshop Fracturing dan Stimulasi di Swiss-bellhotel Jambi. Acara yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut dibuka Asset 1 Exploitation Senior Manager, Tri Sasongko, Rabu (24/04).
Hydraulic fracturing sebagai teknik stimulasi yang digunakan untuk memperbaiki produktivitas sumur serta sand control menjadi topik utama dalam workshop kali ini. Tri Sasongko menjelaskan bahwa tujuan utama workshop tersebut adalah untuk mencari akar permasalahan kendala pekerjaan fracturing sebelumnya sekaligus mencari solusi terbaik untuk pekerjaan fracturing di waktu yang akan datang.
"Di acara ini kita akan membuka histori pekerjaan lebih kurang tiga tahun terakhir, kita juga akan meminta pendapat dari para expert, narasumber baik internal Pertamina maupun mitra, service company, kira-kira apa yang bisa ditingkatkan sehingga pekerjaan fracturing kedepan dapat lebih baik lagi hasilnya," ungkap Asset 1 General Manager Rizal Risnul Wathan.
Rizal menambahkan bahwa begitu pentingnya workshop ini, beberapa pekerjaan fracturing di Asset 1 terutama di Field Ramba, Jambi dan Lirik baru akan dilakukan lagi setelah workshop selesai dilaksanakan, “Hal ini kami lakukan agar strategi kegiatan kedepan lebih mantap lagi tentu untuk hasil yang lebih baik”, tambahnya.
Hadir sebagai narasumber kegiatan tersebut diantaranya Advisor 1 Production Upstream Technology Center (UTC), Tunggul Purwoko, Asset 2 Production Senior Engineer, Ridwan Kiay Demak, Asset 2 Completion Senior Engineer, Bonus Setiawan Yogassana dan Asset 5 Planning & Evaluation Manager, Alice Maylana.
Sebanyak 35 peserta yang antusias hadir dalam workshop tersebut berasal dari Fungsi Exploitation Asset 1 serta dari Field di lingkungan Asset 1 yakni Field Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi dan Ramba.
“Mudah-mudahan acara ini bermanfaat karena sebagaimana kita ketahui fracturing dan stimulasi memegang peranan dalam meningkatkan produksi khususnya di Asset 1 terlebih di Jambi, Lirik dan Ramba yang memerlukan sand control," ungkap Erwin Dicky Dusyanto, salah seorang peserta workshop.*PEP