CILACAP – Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap memiliki standar khusus pengelolaan limbah yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal itu diungkapkan oleh Manager Health, Safety, Security, & Environment (HSSE) Pertamina RU IV Agung Darmawan saat menjadi pembicara kuliah umum Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) program Keahlian Teknik & Manajemen Lingkungan, pada Jumat 6 November 2020.
“Pengeloalan limbah industri itu dilakukan dengan inventarisasi pengelolaan, pemantauan, dan pelaporan kepada stakeholder terkait secara rutin,” katanya.
Pihaknya melakukan pemantauan kualitas air limbah secara kontinyu berupa Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan (Sparing). Hal itu dipantau secara real time oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Pemantauan kualitas air limbah secara kontinyu melalui implementasi Sparing dan RU IV Cilacap merupakan pilot project dari KLHK sebagai pemenuhan regulasi,” tambahnya.
Dalam pengelolaan emisi, RU IV memiliki berbagai sumber seperti seperti 10 unit boiler, 20 unit furnace, 4 unit diesel, 1 unit perekahan katalitik air, 1 unit oksidasi termal sulfur, 6 unit suar bakar dan fugitive emission.
Agung menjelaskan, RU IV melakukan pengendalian, seperti pengaturan bahan bakar, optimalisasi flare gas recovery, sulfur recovery unit, dan optimalisasi boiler dengan advance process control.
“Pengelolaan emisi juga rutin dipantau oleh laboratorium terakreditasi setiap 6 bulan, pemantauan emisi secara kontinyu menggunakan metode Continuous Emission Monitoring System (CEMS) dan perhitungan emisi gas rumah kaca. Sebagai informasi tidak semua industri memasang alat pantau CEMS ini," imbuhnya.
Sementara itu, terkait prosedur pengelolaan limbah B3, RU IV melakukan tahapan identifikasi limbah B3, penerimaan limbah B3 dari operasional kilang, dan penyimpanan limbah di TPS limbah B3.
“Kami rutin melakukan pemantauan lingkungan periode bulanan, triwulan, dan semester yang diakhiri pelaporan ke Pemerintah tingkat kabupaten hingga pusat, serta Pertamina Pusat,” imbuhnya.
Seminar yang dilakukan secara virtual itu diikuti oleh sekitar 100-an civitas akademika IPB. Acara bagi mahasiswa dari perguruan tinggi negeri di Bogor tersebut dikemas secara interaktif dengan memberikan banyak ruang dialog kepada peserta. *RU IV/HM