Wajo - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi kembali menambah pasokan elpiji 3 Kg ke Kabupaten Wajo, Selasa (28/08). Penambahan alokasi elpiji 3 Kg diberikan sebanyak 36.400 tabung atau 10 persen dari alokasi normal. Hal ini dilakukan untuk memenuhi peningkatan konsumsi elpiji di wilayah tersebut (28/8).
“Penambahan pasokan elpiji di Kabupaten Wajo dilakukan sebanyak dua kali yakni, tahap pertama 25.200 tabung untuk mengantisipasi tingginya permintaan pada saat Idul Adha yang disalurkan mulai tanggal 6 Agustus 2018 hingga 31 Agustus 2018. Dilanjutkan tahap kedua sebanyak 11.200 tabung yang disalurkan mulai tanggal 28 hingga 31 Agustus 2018 melalui mekanisme operasi pasar,” ujar Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M. Roby Hervindo.
Roby menjelaskan untuk mekanisme operasi pasar, Pertamina menyalurkan alokasi tambahan dalam operasi pasar secara bertahap pada tanggal 28 - 31 Agustus 2018 di 20 Kecamatan dengan dibagi menjadi lima kecamatan per harinya dengan alokasi masing-masing 560 tabung. Untuk penentuan titik lokasi operasi pasar ini Pertamina berkordinasi penuh dengan Pemda (Biro Perekonomian dan Dinas Perindag) dan Agen LPG setempat.
Operasi pasar hari pertama, Selasa (28/08) dilakukan di Kecamatan Tempe; Sabbangparu; Pitumpanua; Pammana; dan Kecamatan Gilireung, hari kedua Rabu (29/08) di Kecamatan Tanasitolo; Majauleng, Penrang; Takallala; dan Kecamatan Keera, hari ketiga Kamis (30/08) di Kecamatan Belawa; Tempe; Sajoanging; Boila; dan Kecamatan Pitumpanua, dan hari terakhir di Kecamatan Maniangpajo, Sabbangparu, Majauleng, Tanasitolo, dan Kecamatan Takkalalla, Jumat (31/08).
Roby mejelaskan, kebutuhan elpiji 3 Kg di Kabupaten Wajo dipenuhi melalui 5 agen dan 414 pangkalan dengan rata-rata stok di pangkalan berkisar 32 tabung per hari. Pada bulan Agustus 2018 jumlah alokasi normal penyaluran elpiji subsidi ke Kabupaten Wajo disalurkan sebesar 334.320 tabung.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Wajo, penduduk miskin di Wajo berkisar 31 ribu jiwa. Jadi kalau dihitung kasar perbandingan antara masyarakat miskin dan alokasi elpiji, dalam 1 bulan per penduduk miskin Wajo semestinya bisa memperoleh hingga 10 tabung elpiji 3 Kg. Namun, kenyataannya masih banyak terdapat penyalahgunaan elpiji 3 Kg yang tidak tepat sasaran, seperti pemakaian elpiji 3 Kg untuk mesin pompa air pertanian di Kabupaten Wajo,” jelas Roby.
Karenanya untuk menghindari pembelian di luar kewajaran ataupun penimbunan, pembelian elpiji 3 kg dalam operasi pasar ini dibatasi maksimal 1 tabung per konsumen dengan harga sesuai HET di kabupaten Wajo Rp 15.500. “Pembelian harus disertai dengan Kartu Keluarga (KK) dan pemilik KK tidak dapat diwakili, sehingga 1 KK hanya 1 tabung, agar penyaluran elpiji subsidi kepada masyarakat miskin tepat sasaran dan merata,” pungkas Roby.
Pertamina bersama Pemerintah Kabupaten Wajo memprioritaskan tambahan penyaluran elpiji 3 Kg subsidi ke wilayah-wilayah masyarakat kurang mampu. Pemerintah Kabupaten Wajo akan membantu mengawasi tambahan tersebut di pangkalan sehingga tepat sasaran. “Bagi masyarakat mampu dan usaha-usaha yang tidak diperuntukkan untuk menggunakan elpiji 3 Kg subsidi diharapkan agar segera beralih ke elpiji Bright Gas,” pesan Roby.
"Kami menghimbau pada masyarakat miskin agar membeli elpiji di pangkalan resmi Pertamina. Jika warga tidak mengetahui pangkalan-pangkalan di wilayahnya, silahkan menghubungi call center 1 500 000, kami akan informasikan," ujar Roby. Masyarakat juga dapat menyampaikan masukan ataupun informasi jika menemukan indikasi pelanggaran oleh pangkalan melalui nomor call center tersebut. Setiap laporan akan ditindaklanjuti Pertamina.