Jakarta, 10 Desember 2021 – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan apresiasi pada komitmen Pertamina dalam memerangi tindak kecurangan (fraud) untuk mencegah korupsi. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron dan Auditor Utama Investigasi BPK, Hery Subowo dalam acara webinar Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2021, Rabu, 8 Desember 2021. Hakordia biasanya diperingati pada 9 Desember setiap tahun.
"Kami mengapresiasi Pertamina sebagai bagian dari elemen bangsa ini yang berkomitmen untuk memusuhi sekaligus memerangi korupsi, karena kami tidak bisa lakukan ini sendiri. Untuk itu, agar seluruh jajaran Pertamina agar mengutamakan integritas dalam bekerja.” ujar Nurul.
Nurul menambahkan bahwa dengan sistem Whisleblower System (WBS) yang telah dibangun oleh Pertamina telah menjadi ruang omplain. Sehingga jika komplain-komplain diberikan ruang, maka kecurangan atau fraud ini dapat diantisipasi lebih awal. Sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih Panjang.
“Itulah motivasi dari WBS, memberikan ruang complain untuk seluruh elemen yang mudah di akses oleh para pekerja dan seluruh elemen di korporat dan menjadi salah satu upaya menjaga integritas. Yang harus menjadi bagian dari komitmen monitoring di seluruh Jajaran Direksi. Agar Pertamina bisa mengendalikan Fraud dan seluruh jajaran Pertamina mengutamakan integritas dalam bekerja” Imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Auditor Utama Investigasi BPK, Hery Subowo bahwa Pertamina harus bisa menciptakan sistem yang cermat memantau modus operandi korupsi karena saat ini banyak aspek yang bisa menjerumuskan pekerja untuk melakukan kejahatan itu.
"Perusahaan harus bisa menciptakan sistem yang menyulitkan pekerja untuk bertindak curang. Karena jika niat bertemu kesempatan, akan ada rasionalisasi yang membuat oknum melakukan fraud. Kelemahan sistemlah yang memberikan kesempatan kepada mereka, untuk bisa mengulanginya," pesan Hery.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama berbagi nilai dibalik inisial nama BTP yang adalah singkatan dari Bersih, Transparan dan Profesional, inisial yang ternyata sama dengan slogan KADIN. Basuki berharap nilai Bersih, Transparan, Profesional juga menjadi nilai yang dipegang oleh Perwira Pertamina
"Ini standar yang baik dan kita terapkan juga di Pertamina. Tentu saya mengerti perjuangan kita tidak mudah. Namun tetap harus dijalankan," tutur Basuki.
Karena itu Basuki mengingatkan bahwa tools pengawasan yang sudah dijalankan Pertamina bersinergi dengan KPK dan BPK harus tetap dilanjutkan agar cita-cita menjadi perusahaan energi terkemuka kelas dunia dengan nilai pasar US$100 miliar dapat terwujud pada 2024.
Acara yang diisi dengan peluncuran program whistle blowingsystem Pertamina - KPK dan buku Antifraud Pertamina ini dibuka oleh Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Dedi Sunardi yang juga berpesan bahwa untuk dapat mewujudkan komitmen tersebut seluruh perwira Pertamina harus memegang teguh tata nilai AKHLAK sebagaimana diamanatkan oleh Kementerian BUMN.
"Salah satu nilai AKHLAK adalah Amanah yang artinya memegang teguh kepercayaan yang diberikan. Kami berharap setiap perwira Pertamina menjalankan nilai ini dalam kesehariannya dan tidak mencederai nilai amanah ini dengan tindakan melanggar hukum, seperti fraud, gratifikasi, bahkan korupsi," pungkasnya.