JAKARTA – LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah bahan bakar alternatif yang bersih. Selain dapat di gunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, LPG dapat juga dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk kendaraan (Autogas/Vigas), dan untuk kebutuhan mesin kapal Nelayan.
Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang dalam kesempatan ini menyampaikan, konsumsi LPG di Indonesia mengalami peningkatan. Dari hanya sekitar 1 (satu) juta Metrik Ton per tahun pada tahun 2007 menjadi hampir mencapai 7 juta Metrik Ton di tahun 2016 (atau tumbuh sebesar 700% selama 9 tahun). Hal ini di sebabkan suksesnya program Konversi BBM ke LPG yang dilakukan pemerintah untuk kebutuhan rumah tangga sejak tahun 2007, dan untuk mesin kapal nelayan yang dilaksanakan mulai tahun 2016 yang rencananya program tersebut akan di lanjutkan pada tahun 2017.
Ahmad Bambang menambahkan, sebagai bentuk dukungan Pertamina kepada Pemerintah untuk mengurangi beban subsidi LPG, Pertamina memberikan varian bagi konsumen dan sekaligus menghadirkan produk LPG Non PSO yaitu Bright Gas berukuran 12 Kg, 5.5 Kg dan kemasan kaleng ukuran 220 gram.
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, menyampaikan bahwa Pertamina bersama dengan Pemerintah Daerah sedang melakukan sosialisasi penggunaan LPG Non PSO, guna memastikan subsidi LPG tepat sasaran kepada yang berhak. Saat ini pemerintah juga sedang menyiapkan Program Distribusi LPG 3 KG Tepat Sasaran yang diharapkan dapat terlaksana tahun ini, bekerjasama dengan Perbankan melalui berbagai cara untuk mengingatkan masyarakat untuk tidak mengambil subsidi masyarakat yang berhak.
Pelaksanaan subsidi LPG Tabung 3 Kg dilakukan dengan pola distribusi terbuka dan dilakukan secara bertahap untuk 26 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) dan 2,3 juta usaha mikro. Jumlah rumah tangga dan usaha mikro penerima subsidi LPG tabung 3 Kg tersebut didasarkan pada Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015 yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Kementerian Sosial.
VP Corporate Communication Wianda Pusponegoro menjelaskan, Indonesia merupakan negara pengimpor utama LPG dunia. Dan Indonesia telah mendapatkan manfaat dari banyaknya pasokan global dan harga LPG dunia yang rendah. Keadaan ini merupakan peluang sekaligus kesempatan bagi indonesia untuk memanfaatkan harga LPG dunia, guna mempercepat pembangunan infrasturuktur LPG dan menunjang investasi pasar LPG lain nya di dalam negeri. Dimana saat ini sedang di berlangsung pembangunan infrastruktur LPG di seluruh wilayah Indonesia, termasuk diantaranya berada di wilayah Indonesia Timur seperti Depot LPG di Kupang – Depot LPG NTT, Bima – NTB, Wayame – Maluku, maupun Depot LPG di Jayapura – Papua.