JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan PT Badan Usaha Milik Desa Indonesia hari ini menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan usaha energi bersih dan terbarukan di Indonesia.
PT BUM DESA Indonesia yang merupakan sebuah perusahaan induk dari Badan Usaha Milik Desa di Indonesia. Kerjasama ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pasokan energi untuk lini usaha BUM Desa Indonesia, khususnya industri tambak udang Dipasena di Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Mesuji, Lampung yang akan menjadi fokus awal kerjasama sebelum diperluas ke wilayah usaha BUM Desa Indonesia lainnya di Indonesia.
Penandatanganan MoU dilakukan antara Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani dan Direktur Utama BUM Desa Indonesia Eddy Limantoro dan disaksikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Dewan Pembina DPP Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Budiman Sudjatmiko.
Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani mengatakan Pertamina sebagai BUMN energi senantiasa berupaya untuk mendukung program Pemerintah Indonesia terutama, dalam menjaga ketahanan energi nasional, dengan salah satu fokus adalah penyediaan energi bersih dan Energi Baru & Terbarukan (“EBT”) untuk kelistrikan. Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan aspirasi para pemangku kepentingan yang menginginkan Pertamina sebagai BUMN hadir untuk negeri.
“Penyediaan energi diupayakan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian wilayah tersebut dan secara langsung berkontribusi untuk peningkatan ekonomi secara nasional, terutama di wilayah-wilayah terpencil. Dalam konteks inilah BUM Desa Indonesia merupakan mitra yang tepat untuk Pertamina,” ujar Yenni.
Sebagai langkah awal, Pertamina dan BUM Desa Indonesia akan melakukan kajian bersama untuk pasokan energi di Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Mesuji, Lampung, yang bertujuan untuk merehabilitasi dan mengembangkan usaha tambak udang dan usaha lainnya di kedua wilayah tersebut. Pada pilot project tersebut, direncanakan penggunaan secara hybrid Solar PV dan energi gas dengan implementasi pilot project dapat dilaksanakan pada akhir tahun 2017.
“Penerapan model hybrid antara Solar PV dan energi gas relatif baru dan kami akan kaji penerapannya tidak terbatas pada dua wilayah tersebut tetapi juga di wilayah terpencil lainnya di Indonesia untuk mendukung peningkatan perekonomian daerah”, ungkap Yenni.