JAKARTA, PT Pertamina (Persero) menjalankan berbagai inisiatif dalam upaya untuk mematuhi kuota BBM non subsidi 2012, diantaranya dengan pengetatan penyaluran BBM bersubsidi dan memperbanyak SPBU yang menyediakan BBM non subsidi di berbagai daerah.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya Yuktyanta mengatakan sebagai badan usaha penyalur BBM bersubsidi, Pertamina bertanggungjawab dan berupaya maksima luntuk bisa menyalurkan BBM bersubsidi sesua idengan kuota APBN-P 2012. Adapun, tuturnya, antrean konsumen BBM, terutama di SPBU Kalimantan yang kerap terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh kuota BBM bersubsidi yang terbatas.
"Kami menyadari di beberapa daerah, kuota yang ditetapkan memang tidak mencukupi karena lebih rendah dibandingkan dengan potensi permintaan yang ada.Namun, Pertamina bertanggung jawab untuk mematuh ikuota penyaluran yang telah ditetapkan dalam APBN-P 2012," katanya.
Sebagai contoh, potensi permintaan BBM di Kalimantan tahun ini sebenarnya mencapai sekitar 3,5 juta KL, yang terdiri dari 2 juta KL Premium, 1,2 juta KL Solar, dan 286 ribu KL Kerosene. Namun, kuota yang ditetapkan untuk daerah Kalimantan pada tahun ini hanya sebesar 3.037.114 KL yang meliputi 1.600.399 KL Premium, 1.039.752 KL Solar dan 396.963 KL Kerosene.
"Hingga 20 Mei 2012, penyaluran BBM bersubsidi di Kalimantan telah melampaui kuota rata-rata sekitar 12%, di mana Premium telah disalurkan sebanyak 21% diatas kuota, dan Solar 10,2% diatas kuota. Namun, jika dibandingkan dengan potensi permintaan, realisasi penyaluran tersebut masih on track."
Dalam upaya menjaga agar penyaluran BBM bersubsidi sesua idengan kuota, Pertamina terus melakukan berbagai upaya, termasuk program pengawasan BBM bersubsidi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.Saat ini terdapat sekitar 110 POS (point of sales) di SPBU di kedua daerah tersebut yang akan memonitor dan merekam pembelian BBM bersubsidi di setiap kendaraan.
"Pemasangan system POS di kedua provinsi tersebut akan selesai pada akhir Mei 2012." POS merupakan system yang akan mencatat semua transaksi BBM di SPBU, identitas kendaraan dan pelanggan, dan merekam dengan akurat perilaku pembelian pelanggan baik volume, waktu, lokasi SPBU dan kewajaran pembelian.
Selain itu, Pertamina terus menggenjot pengembangan SPBU yang menyediakan BBM non subsidi di berbagai daerah. Di Kalimantan, telah terdapat 15 SPBU Pertamina yang menyediakan Solar non subsidi, adapun di Sumatera dan Kalimantan Pertamina pada Juni 2012 akan memperkenalkan SPBU Mobile di wilayah perkebunan dan pertambangan.
Padatahap I akan dioperasikan sebanyak 25 SPBU Mobile di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. "Saat ini juga telah terdapat empat SPBU yang hanya menjual BBM non subsidi di wilayah Fuel Retail Marketing Region III dan segera bertambah di Bali dan kota besar lainnya.Pertamina juga akan menambah jumlah nozzle Pertamax untuk memenuhi permintaan konsumen," pungkasnya.
Pertamina siap melaksanakan kebijakan pemerintah untuk pengaturan BBM bersubsidi.Pertamina telah menyiapkan berbagai infrastruktur untuk mendukung kebijakan tersebut yang meliputi penyiapan depot BBM, mobil tanki, dan SPBU yang dimulai sejak pertengahan 2010.