JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menambah jumlah armada kapal milik menjadi 72 unit hingga tahun 2017 dengan total investasi sekitar US$300 juta.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan saat ini Pertamina telah memiliki 65 unit kapal milik berbagai ukuran untuk mengangkut minyak mentah dan produk guna memenuhi kebutuhan energi nasional. Menurut dia, penambahan armada kapal milik melalui investasi pembangunan kapal baru tersebut sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan angkutan BBM dan minyak mentah domestik guna terciptanya security of supply dan dukungan terhadap daya saing Pertamina di level nasional maupun Internasional.
Hingga 2017 nanti, katanya, terdapat 11 unit kapal yang siap dikirimkan galangan kapal untuk Pertamina. Total investasi yang digulirkan perusahaan untuk mendatangkan ke-11 kapal tersebut mencapai sekitar US$300 juta.
“Penambahan kapal ini merupakan implementasi dari Shipping Excellence yang merupakan bagian dari program Marketing and Operation Excellence yang juga sejalan dengan 5 pilar prioritas strategis Pertamina untuk memperkuat infrastruktur yang dapat mendukung daya saing perusahaan,” tutur Wianda.
Saat ini, tuturnya, terdapat tiga kapal medium range dengan bobot mati 40.000 DWT dengan nama MT Sanggau, MT Serui, dan MT Sanana siap kirimkan pada kuartal I 2016 oleh New Times Shipbuilding Co. Ltd. Investasi untuk ketiga kapal yang akan digunakan untuk mengangkut minyak mentah tersebut mencapai total US$100 juta.
Sepanjang 2016 hingga 2017, tambah Wianda, juga terdapat 8 unit kapal general purpose (GP) dengan bobot mati 17.500 DWT dengan nilai investasi sekitar US$200 juta siap dikirimkan oleh tiga galangan kapal nasional. Ketiga galangan kapal tersebut, meliputi PT. Anggrek Hitam Shipyard, Batam yang membangun kapal untuk produk, yaitu MT Parigi dan MT Pattimura, PT. Daya Radar Utama, Lamongan yang membangun kapal untuk minyak mentah yaitu MT Panderman, MT Papandayan, dan MT Putri, serta PT. Multi Ocean Shipyard, Karimun yang membangun kapal produk MT Pasaman, kapal untuk Avtur MT Panjang, dan kapal untuk mengangkut minyak mentah MT Pangrango.
“Penambahan kapal GP saat ini mendapatkan momentum mengingat pasar penyedia kapal tersebut saat ini sangat terbatas di Indonesia. Pemilihan galangan kapal dalam negeri juga menjadi wujud nyata peran aktif Pertamina dalam memajukan industri maritime sesuai dengan instruksi Presiden untuk memberikan kesempatan galangan dalam negeri dan potensi lokal daerah untuk memiliki pengalaman membangun kapal tanker dengan ukuran terbesar di kelas galangan kapal yang ada di Indonesia.”