PADANG – Pertamina kembali mewujudkan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan (sustainable development) melalui aksi nyata menanam dan merehabilitasi mangrove di Pantai Cindakir, Kelurahan Teluk Kabung Utara, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat.
Penanaman 5.000 pohon mangrove dipimpin langsung perwakilan Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Drs. Rasio Ridho Sani, M.Com, MPM, bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto; Wakil Walikota Padang Emzalmi, yang diikuti masyarakat setempat.
“Kegiatan ini merupakan komitmen Pertamina berperan aktif dalam pelestarian kawasan mangrove di Indonesia, melalui program Pertamina Menabung 100 Juta Pohon, terutama yang berada di wilayah operasi Pertamina. Lokasi yang kami tanam saat ini berada di sekitar wilayah operasi Pertamina yakni Terminal BBM Teluk Kabung,”jelas Dwi Soetjipto.
Upaya merehabilitasi kerusakan ekosistem/hutan mangrove di beberapa lokasi di Indonesia sudah dilakukan Pertamina melalui program Menabung 100 Juta Pohon. Salah satunya dengan menanam mangrove yang kini telah mencapai 2 juta pohon. Mangrove menjadi perhatian Pertamina karena sebagian besar hutan mangrove di pulau kecil dan daerah pesisir mengalami kerusakan yang cukup parah. Hingga Desember 2014 hampir 30% dari 3,7 juta hektare hutan mangrove di Indonesia rusak dan diubah menjadi kawasan komersial serta pemukiman penduduk.
“Salah satu daerah pesisir yang mengalami degradasi hutan mangrove adalah Pantai di kawasan Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat. Hal ini perlu menjadi perhatian karena degradasi atau bahkan hilangnya hutan mangrove pada wilayah ini dapat menyebabkan abrasi yang bisa mengganggu kehidupan wilayah sekitar Teluk Kabung. Rehabilitasi hutan mangrove akan memberikan dampak besar untuk mengembalikan tumbuhnya keanekaragaman hayati,”kata Dwi.
Program Pertamina Menabung 100 Juta Pohon dilaksanakan Pertamina sejak tahun 2011 dan diharapkan tuntas pada tahun 2015 dengan menerapkan dua model pelaksanaan yakni model konservasidan model peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam model konservasi, Pertamina melakukan penanaman pada area konservasi atau lahan kritis untuk penyerapan gas CO2 dan menghasilkan oksigen bagi dunia, sebagai pelindung habitat endemik dan wilayah pesisir. Sedangkan pada model peningkatan kesejahteraan, Pertamina memberikan bantuan pohon kepada masyarakat agar dapat dikelola secara mandiri dan mendapatkan manfaat ekonomis dari pengelolaan pohon tersebut.
Pengembangan kawasan mangrove yang dilaksanakan Pertamina telah mencatatkan sejumlah success story, diantaranya di Balikpapan –Kalimantan Timur, Wanasari – Bali, Wonorejo –Jawa Timur, Karangsong – Jawa Barat, Tanjung Pasir - Banten, dan diharapkan juga di Teluk Kabung, Padang yang dimulai saat ini.
Selain sebagai sarana edukasi dan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, kegiatan tersebut juga mendorong peningkatan taraf kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Selain itu, berfungsinya ekosistem mangrove juga berperan dalam melindungi garis pantai, mitigasi perubahan iklim dengan menyerap ratusan ton karbon per tahun, dan sebagai habitat bagi satwa laut dan pesisir.