JAKARTA – PT Pertamina (Persero) hari ini menandatangani empat Nota Kesepahaman dengan tiga perusahaan minyak dan gas global yang terkemuka untuk kerjasama peningkatan kapasitas dan upgrade lima kilang terpilih di Indonesia melalui konsepRefining Development Master Plan (RDMP).
Ekspansi dan upgrade kilang-kilang tersebut diperkirakan memerlukan investasi yang signifikan, yaitu sekitar $25 miliar selama sepuluh tahun ke depan. Rencana upgrade kilang adalah bagian dari inisiatif Pertamina untuk menjamin keamanan energi jangka panjang untuk Indonesia. RDMP adalah suatu langkah untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas pengolahan yang cukup untuk memenuhi permintaan produk bahan bakar dan petrokimia dalam negeri yang terus tumbuh. Partner strategis juga akan mendapatkan akses ke pasar Indonesia yang berkembang pesat.
Proyek-proyek ini diharapkan dapat melipatgandakan kapasitas produksi kilang sekaligus turut menjaga lingkungan melalui produksi bahan bakar pada Euro IV – spesifikasi untuk standar kandungan sulfur dan emisi. Hal ini dapat diwujudkan melalui peningkatan kompleksitas kilang untuk meningkatkan hasil produksi bahan bakar utama, dan pelipatgandaan kapasitas unit pengolahan minyak mentah (CDU) dari 820.000 barrel per hari (bph) menjadi 1,680 juta bph. Secara khusus, produksi bensin akan meningkat sebanyak 3,3 kali lipat dari 190.000 bph menjadi 630 bph, produksi diesel akan meningkat sebanyak 2,4 kali dari 320.000 bph menjadi 770.000 bph, dan produksi bahan bakar avtur akan meningkat dari 50.000 bph menjadi 120.000 bph dimana fase akhir dari proyek diperkirakan akan selesai di tahun 2025. Produk kimia yang diproduksi di kilang juga akan meningkat secara signifikan, ini mencakup produk-produk seperti polyethylene,propylene, polypropylene, dan paraxylene.
Penandatanganan MOU dilakukan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi dan perwakilan dari tiga partner strategis, yakni Ibrahim Al Buainain, President Aramco Asia, Michio Ikeda, Executive Vice President JX Nippon Oil & Energy Corporation, serta Liao Xudong, General Manager of Sinopec (Asia Tenggara) Pte.Ltd. Acara penandatanganan disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
MoU kemitraan strategis RDMP ini adalah puncak dari proses pencarian partner yang berlangsung cukup lama, yaitu selama satu tahun. Pertamina telah melakukanroadshow dalam upaya mencari calon-calon mitra strategis dan telah menerima kunjungan dari para calon mitra ke kilang-kilang Pertamina. Sekitar 400 perusahaan dipertimbangkan selama proses penyeleksian sebelum Pertamina memilih partner tersebut berdasarkan kriteria keuangan, operasional dan evaluasi strategis.
Setelah proses pemilihan mitra, Pertamina akan bekerja dengan Saudi Aramco untuk mengembangkan dan mengevaluasi opsi-opsi investasi untuk kilang Dumai dan Cilacap serta kilang Balongan. ChinaPetroleum & Chemical Corporation terpilih untuk kilang Plaju, JX Nippon Oil & Energy Corporation untuk kilang Balikpapan.
Setelah penandatanganan MoU, Pertamina dan partner strategis berencana untuk membentuk tim bersama guna mengevaluasi kelayakan proyek, dan mengembangkan rencana pemasaran dan keuangan, yang diperlukan untuk mendukung investasi. Pertamina dan para mitra menargetkan penyelesaian FEED (Front End Engineering Design) untuk proyek kilang dalam kurun waktu 2015-2016.