JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan efisiensi dari proses pengadaan minyak dan produk minyak melalui Integrated Supply Chain (ISC) tahun ini sebesar US$100 juta.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan sepanjang 2016 Pertamina akan terus melanjutkan penataan sistem ISC yang diharapkan dapat mendatangkan efisiensi bagi perusahaan. Perubahan pengadaan minyak dan produk minyak oleh ISC tetap menjadi salah satu bagian penting dalam Breakthrough Project Pertamina.
“Penataan sistem ISC telah dilakukan dan terbukti tahun lalu sukses menciptakan efisiensi bagi Pertamina sebesar US$208,1 juta atau jauh melampaui target sebesar US$91,7 juta dari proses pengadaan crude dan produk. Tahun ini kami akan terus melanjutkan penataan sistem tersebut sehingga efisiensi dapat terus terwujud. Kami targetkan efisiensi dari pengadaan minyak dan produk minyak sebesar US$100 juta,” kata Wianda.
Nilai efisiensi tersebut diharapkan diraih dari beberapa strategic initiatives, meliputi maksimalisasi pembelian minyak mentah domestik, efisiensi dalam kegiatan pengadaan minyak mentah, BBM, dan LPG, pemrosesan minyak mentah di kilang luar negeri, dan sourcing minyak mentah, kondensat, BBM, dan LPG dari beberapa negara dalam kerangka G to G. Pada 2016, permintaan gasoline diperkirakan mencapai 164,6 juta barel adapun gasoil sebesar 171,1 juta barel dalam setahun. Adapun, permintaan LPG diperkirakan bisa mencapai 7,45 juta MT.
Adapun, sepanjang 2015 nilai minyak mentah dan produk minyak yang dikelola oleh ISC mencapai US$27,41 miliar, di mana US$14,85 miliar merupakan minyak mentah dan US$12,56 miliar berupa produk. Pada tahun lalu, ISC melakukan transformasi pada fase 1.0 melalui lima program strategis, yaitu memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina, pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan, penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT).
“ISC juga telah mengurangi porsi pembelian secara spot, terutama untuk produk Premium yang seluruhnya melalui kontrak term, Solar dan LPG masing-masing 96% kontrak term, Avtur 86%. Adapun, untuk minyak mentah volume pengadaan melalui kontrak term meningkat menjadi 70% dari sebelumnya 60%. Pada intinya, apapun upaya yang bisa dilakukan dan sesuai dengan kaidah-kaidah dan best practices yang ada akan kami lakukan untuk mencapai efisiensi berapa sen dolar pun yang bisa diperoleh,” ungkap Wianda.
Transformasi ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik. Pertamina, menurut Wianda, mengundang daftar mitra usaha terseleksi (DMUT) untuk terlibat dalam pengadaan minyak mentah dan produk BBM. Penetapan DMUT juga cukup ketat karena harus memenuhi sejumlah kualifikasi tertentu seperti detail bisnis perusahaan, detail laporan keuangan, detail bank, dan lain-lain.
“Informasi tender kami buka melalui website Pertamina yang semua orang dapat mengaksesnya dan itu merupakan terobosan penting di mana seluruh proses pengadaan maupun penjualan minyak dan produk minyak oleh ISC dilakukan secara terbuka dan transparan,” jelas dia.