Sebagai pusat potret sejarah Balikpapan. Rumah Cagar Budaya (RCB) Dahor mendapat kesempatan mengikuti pameran museum se-Indonesia ke-6.
MUNGKIN hanya segelintir orang yang tahu sejarah Kota Minyak. Pasalnya, sejarah yang melekat belum banyak terekspos ke luar.
Minimnya wadah untuk bernostalgia jadi salah satu sebab. Masyarakat yang menetap lama di Kota Beriman mungkin banyak yang tidak tahu, Balikpapan merupakan kota yang penting di era perang dunia II karena sebagai penghasil minyak. Apalagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Baru pada 2016, masyarakat bisa mengenal sejarah kota jajahan Belanda dan Jepang lebih dalam. Ya, pada tahun ini telah diresmikan Rumah Cagar Budaya Dahor. Rumah panggung yang awalnya merupakan hunian untuk karyawan Pertamina yang dinas di Balikpapan di sulap menjadi sebuah museum.
Di dalam rumah yang terletak di Jalan Dahor terpampang potret hitam putih yang tersusun rapi.
Koleksi foto yang dipajang di dalam menggambarkan kondisi Balikpapan saat mulai berdiri ratusan tahun lampau. Kilang minyak tua hingga lokasi-lokasi yang kini telah berubah tergambar apik dalam foto-foto yang dipajang di dinding partisi. Nuansa vintage semakin kental karena barang-barang kuno yang juga dipajang.
Cerita sejarah Kota Balikpapan itu pun akan dibawa ke nasional. Pasalnya, rumah dinas karyawan Pertamina di Balikpapan yang kini difungsikan sebagai cagar budaya oleh Pemkot Balikpapan mendapat kesempatan terlibat dalam pameran meseum se-Indonesia yang ke-6.
Region Manager Com & CRS Pertamina Kalimantan Yudy Nugraha mengatakan, dalam event tahunan yang dihelat di Taman Mini Indonesia RCB Dahor diundang sebagai perwakilan Balikpapan. Undangan ini tidak lepas dari peran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan yang mengusulkan RCB Dahor sebagai perwakilan Balikpapan.
“Ini sebuah kebanggan Pertamina karena dapat mengantarkan RCB Dahor ke event skala nasional. Harapannya, pusat sejarah Balikpapan ini dapat dikenal ke khalayak luas,” ucapnya Senin (16/4).
Pada pameran museum seluruh Indonesia ini, RCB Dahor akan membawa koleksi foto-foto koleksi yang ada.
Menariknya, booth yang dibuat selama pameran (19-22 April) nanti akan dibuat seperti di RCB Dahor. Rumah replikan akan dibuat semenarik mungkin. “Paling tidak, pengunjung bisa kami ajak bernostalgia melihat Balikpapan masa lampau,” tuturnya.
Sebagai informasi, acara pameran tersebut digelar dalam rangka ulang tahun TMII ke 43. Adapun, rangkaian acara mulai dari workshop, demonstrasi, talkshow, dan pertunjukan seni. Lokasi kegiatan akan dilaksanakan di Gedung Sasana Kriya, TMII.
Ketua Pengurus RCB Dahor Didiek Anggrat juga merasa bangga bisa memperkenalkan sejarah Balikpapan di kancah Nasional.
“Dari event ini, paling tidak bisa menarik kunjungan RCB Dahor lebih banyak lagi. Bagi saya sejarah ini patut dilestarikan. Bukan hal yang harus dikubur,” tuturnya.