JAYAPURA – Waktu masih menunjukan pukul 06.10 WIT saat rombongan siswa-siswi SMA dari Provinsi Aceh mendarat di Bandara Sentani, Jayapura (11/8). Raut wajah gembira 32 anak ini masih terlihat meski telah melalui perjalanan panjang lebih dari 7000 kilometer dan tanpa orang tua atau keluarga mereka. Pada seminggu ke depan, para siswa Aceh ini akan merasakan keindahan alam budaya Papua, mempelajari industri lokal, serta berkunjung di area-area operasi PT Pertamina (Persero).
Petualangan siswa-siswi ini terangkum dalam Program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018. SMN 2018 merupakan program bertukar budaya bagi pelajar SMA se-Indonesia, dimana mereka akan meninggalkan Provinsi asalnya dan berkunjung ke Provinsi lain untuk mempelajari budaya dan adat istiadat setempat.
Dalam perjalanan menuju lokasi pertukarannya, para siswa dari Aceh, Papua, serta beberapa provinsi lain menyempatkan berkunjung ke Jakarta untuk acara Pembukaan dan Pelepasan SMN oleh Menteri BUMN Rini M. Soemarno. Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo, Jumat (10/8).
Gandhi mengatakan, Pertamina mendukung kegiatan SMN untuk menggali potensi generasi muda, sekaligus menghubungkan anak-anak Indonesia yang memiliki keragaman suku budaya. “Di masa saat ini, kita perlu memupuk rasa kebanggaan atas Tanah Air melalui kekayaan budaya Indonesia. Program SMN menjadi salah satu sarana bagi anak-anak Indonesia untuk secara langsung terlibat dalam budaya yang berbeda dari kesehariannya, sehingga sepulangnya dari program ini diharapkan anak-anak makin menghormati keragaman budaya Indonesia,” jelasnya.
SMN diadakan oleh Kementerian BUMN beserta beberapa perusahaan BUMN, untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus. Pada SMN 2018 ini, PT Pertamina (Persero) mengambil bagian dalam pertukaran pelajar dari Papua ke Aceh, serta menerima anak-anak Aceh yang bertukar ke Papua.
Setelah melalui proses seleksi di setiap kabupaten di Provinsi masing-masing, sebanyak 32 siswa dimana 3 siswa diantaranya memiliki keterbatasan (disabilitas), akan mengikuti masa pembekalan dari Pertamina dan pengajar-pengajar profesional. Pada masa pembekalan, siswa diberi ilmu menulis dan bercerita, termasuk tips membuat vlog menarik. Pasalnya, anak-anak diharapkan dapat menceritakan kembali pengalaman pertukarannya.
"Saya sangat bangga, tidak menyangka kalau saya bisa mengikuti program ini karena seleksi yang sangat ketat. Program ini membuat saya dan semua teman-teman memiliki wawasan tentang budaya Indonesia yang lainnya," kata Jevan Mabel, salah satu siswa asal Papua yang bersekolah di SMAN 1 Wamena. Jevan hari ini juga telah tiba di Aceh bersama rombongan anak-anak Papua lainnya.